Sabtu, 19 Mei 2012

teknik identifikasi


PRA (Partcipatory Rural Appraisal)
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah pendekatan dan tehnik-tehnik pelibatan masyarakat dalam proses-proses pemikiran yang berlangsung selama kegiatan-kegiatan perencanaan dan pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi program masyarakat. Serta PRA merupakan Sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan. Tujuan Praktis adalah menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sekaligus sebagai sarana proses belajar tersebut (Gusti, dalam Afandi 2010).
Pendekatan, metode dan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal) berkembang pada periode 1990-an sebagai sebuah metode yang dikembangkan dari metode RRA (Rapid Rural Appraisal) yang banyak digunakan pada dekade 1980an. Metode Partisipatif PRA cepat sekali berkembang di kalangan para praktisi pengembangan masyarakat, aktivis LSM, peneliti dan pengajar universitas serta lembaga dana intemasional.
Istilah partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci dalam setiap program pengembangan masyarakat dimana-mana, seolah-olah menjadi “lebel baru” yang harus melekat pada setiap rumusan kebijakan dan proposal proyek. Dalam perkembangannya seringkali diucapkan dan ditulis berulang-ulang tetapi kurang dipraktekkan, sehingga cenderung kehilangan makna.
Partisipasi sepadan dengan arti peranserta, ikutserta, keterlibatan, atau proses belajar bersama sating memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukan tindakan oleh sejumtah anggota masyarakat. Robert Chambers (1996) dalam Afandi mengartikan PRA sebagai “suatu pendekatan dan metode untuk mempelajari kondisi dan kehidupan perdesaan dan, dengan dan oleh masyarakat desa”.
Pengembangan masyarakat dan pembangunan desa sesungguhnya dapat dimulai dengan sederhana, yaitu suatu proses yang berangkat dari kemampuan, kemauan dan kebutuhan masyarakat dalam memenuhi penghidupan dan menyelenggarakan kehidupannya. Selama ini pembangunan cenderung merupakan keinginan elit nasional (birokrat dan wakil rakyat) yang sesungguhnya mempunyai niatan baik, tetapi pendekatan dan model serta penerapannya kurang tepat. Pendekatan otoriter dan top-down serta “terlalu” akademis dalam proses pembangunan, mendominasi banyak kebijakan dan program pembangunan.
Pendekatan dan metode partisipatif muncul sebagal alternatif terhadap pendekatan yang dominan tersebut. PRA merupakan salahsatu alternatif pendekatan partisipatif yang merupakan respon terhadap dominasi pendekatan pembangunan model top-down.

Prinsip – Prinsip PRA
1. Prinsip mengutamakan yang terbaikan
2. Prinsip Pemberdayaan ( penguatan) masyarakat
3. Prinsip Masyarakat sebagai pelaku orang luar sebagai Fasiltator
4. Prinsip saling Belajar dan Menghargai Perbedaan.
5. Prinsip Santai dan Informal
6. Prinsip Triangulasi = pemeriksaan dan pemeriksaan ulang.
7. Prinsip Mengotimalkan Hasil
8. Prinsip Orientasi Praktis
9. Prinsip Keberlanjutan dan Selang Waktu
10. Prinsip Belajar Dari Kesalahan
11. Prinsip Terbuka.
Kerangka Berpikir PRA
Pendekatan dan metode untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan dan oleh masyarakat desa”. Lebih luas: tidak sekedar proses memahami, melainkan analisis, perencanaan dan tindakan. Metodologis: digunakan untuk menerangkan ragam pendekatan, sehingga dapat dilihat sebagai “sekelompok pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak”
(Chambers, 1996 dalam Afandi).
1. Sumber-Sumber PRA
a. PRA bersumber dari & sejalan dengan metode-metode dalam
Penelitian Partisipatif Radikal (activist participatory research): kelompok pendekatan dan metode yang menggunakan dialog, keterlibatan aktif peneliti dalam meningkatkan kesadaran dan kepercayaan masyarakat agar memiliki kekuatan untuk bertindak. Dua kelompok penelitian partisipatif yang berkaitan:
(a) penelitian partisipatif (participatory research) dan
(b) penelitian aksi partisipatif (partisipatory action research) Sumbangan penelitian partisipatif terhadap PRA lebih banyak konsep dari pada metode, dengan gagasan: (1) kaum miskin itu kreatif dan punya kemampuan, dapat dan harus lebih banyak melakukan penyelidikan, analisis dan perencanaan sendiri (b) mereka yang terbuang punya peran sebagai anggota, katalis dan fasilitator (c) yang lemah harus diberdayakan.

RRA (Rural Rapid Appraisal)
Rural Rapid Appraisal (RRA) merupakan salah satu teknik alternatif yang menarik untuk melakukan suatu survei dengan metode konvensional, karena mereka mengijinkan dengan relatif cepat melakukan suatu penilaian dimasyarakat setempat, mengenai kebutuhan ataupun potensi masyarakat dengan tujuan menentukan suatu strategi tertentu untuk memecahkan masalah yang terjadi. (Charle Richard, 2009 dalam Afandi)

Rapid Assesment Procedures (RAP)
Rapid Assesment Procedures (RAP) adalah cara penilaian cepat yang dikenalkan oleh Schrimshaw SCM & Hurtado (1992) dalam Avi untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang hal apa saja yang melatar belakangi perilaku kesehatan masyarakat termasuk faktor sosial budaya dalam waktu yang relatif singkat.
RAP merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang digunakan peneliti sosiolog, antropolog dan psikolog secara fenomenologi sejak tahun 1980. Pengambilan sampel pada RAP dilakukan pada sejumlah kecil responden yang disebut informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Oleh sebab itu hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada populasi yang besar.
Teknik pengumpulan data yang umunya digunakan pada RAP adalah wawancara mendalam (Indepth Interview) yang dilakukan pada perorangan dan Focus Group Discusion (FGD) pada sekelompok orang...(kadang juga ditambah observasi seperti yang dilakukan teman2 tim Litbangkes waktu pengkajian bencana di yogya dan sinjai)..
Informasi yang didapatkan dari penelitian ini berupa kata-kata yang di intepretasikan maknanya melalui Content Analysis.

Langkah-langkah dalam analisis data RAP :
1.      Mendengar ulang kaset rekaman dan atau membaca ulang transkip tiap diskusi atau wawancara.
2.      Mengelompokkan temuan penelitian berdasarkan wilayah bahasan
3.      Mengidentifikasi suatu istilah atau kata atau pernyataan yang tetap muncul dalam tiap bahasan
4.      Mempertegas dan memperjelas istilah atau kata atau pernyataan yang tetap muncul berdasarkan temuan lain dalam FGD.
5.      Mengidentifikasi perbedaan dan kelainan dalam tiap bahasan
6.      Membuat rangkuman temuan atau pola
7.      Mengutip ungkapan lisan yang menggambarkan tiap sudut pandang.


Referensi Sumber
Arfandi. (2010). Pemberdayaan Partisipatif dalam Penanggulangan Tembakau. [online]. Tersedia dari http://fandi1peace.blogspot.com/2010/09/pemberdayaan-partisipatif-dalam.html

Baiquni, M. (2008). Partcipatory Rural Appraisal. [online]. Tersedia dari http://agrishare.blogspot.com/2008/09/pra-participatory-rural-appraisal.html

Avi. (2009). Rapid Assesment Procedures. [online]. Tersedia dari http://health-advocacy.blogspot.com/2009/05/blog-post_22.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar