BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Maasalah
Istilah perubahan sosial
(masyarakat) mempunyai arti yang luas, yaitu dapat diartikan sebagai perubahan,
perkembangan dalam arti positif maupun negative. Mengapa perubahan itu muncul?
Karena manusia pada dasarnya memiliki sifat bosan yang merupakan penyebab
sebenarnya dari perubahan sosial.
Masyarakat dan
kebudayaan manusia dimanapun pada dasarnya selalu berada dalam keadaan berubah.
Perubahan masyarakat (sosial) tidak selalu berupa perubahan budaya atau
kebudayaan, kedua istilah tertentu mempunyai istilah tertentu, walaupun kedua
perubahan tersebut mungkin berlaku sama. Ada perbedaan pengertian antara
perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial adalah perubahan
dalam struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial yang antara lain mencakup
system status, hubungan-hubungan dalam keluarga, systemsistem politik dan
kekuatan, dan persebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud perubahan kebudayaan
adalah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para
warga atau oleh sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan yang antara lain
mencakup aturan-aturan atau norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan warga masyarakat, nilai-nilai dan lain sebagainya.
Perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat tentunya tidak begitu saja terjadi, tetapi ada hal-hal
tertentu yang mempengaruhi perubahan sosial tersebut. Ada beberapa factor yang
menjadi penyebab, pendorong dan penghambat perubahan sosial. Di samping itu
juga ada factor resiko dari perubahan sosial tersebut. Makalah ini akan
memaparkan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi dalam proses perubahan sosial
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana factor penyebab perubahan
sosial?
2.
Bagaimana factor pendorong perubahan
sosial?
3.
Apa factor penghambat dalam perubahan
sosial?
4.
Bagaimana resiko dari perubahan sosial?
C. Tujuan Penelitian
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Perubahan Sosial dengan
sengaja memfokuskan pada salah satu topik klinis yaitu factor yang berpengaruh
dalam perubahan sosial. Makalah ini ditujukan sebagai acuan untuk lebih
memahami konsep dasar mengenai materi bahasan untuk di presentasikan dan
didiskusikan bersama mengenai relevansinya. Selain itu, penulisan makalah ini
juga ditujukan untuk mengidentifikasi, menganalisa, masalah yang terkait dengan
perubahan Sosial yang akhir-akhir ini sering terjadi dan meresahkan masyarakat.
Penulisan ini di lakukan agar kita lebih memahami tentang Faktor Berpengaruh
Perubahan Sosial dan memberikan pengetahuan yang terbaik bagi kita semua untuk
mendeteksi sedini mungkin karena semakin marak terjadi dan bahkan ada disekitar
kita.
D.
Manfaat
Penelitian
Besar
harapan kami selaku penyusun bahwa poin-poin yang penting dalam makalah ini
memberikan dasar pengetahuan atau setidaknya menjadi stimulus bagi pembaca
untuk mencari keterangan mengenai materi pembahasan. Lebih jauhnya lagi,
penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini mampu menjadi
motivasi untuk sama – sama lebih peka dalam mengetahui perubahan yang terjadi
di lingkungan sekitar.
E.
Metodologi
Dalam penulisan makalah ini
penyusun menggunakan metode deskripsi, dan analisa terhadap kasus yang umum
terjadi. Untuk lebih mendalami dilakukan pencarian referensi konsep dari
berbagai literature yang berkaitan dengan materi bahasan yang di anggap
memenuhi dan layak untuk disajikan.
BAB
II
ISI
Realitas
adalah proses, dan seperti semua proses alamiah lainnya, proses kehidupan
manusia merupakan lingkaran yang terus berputar dengan tiga proses, yaitu :
lahir- hidup dan berkembang akhirnya mati, dan setiap dalam proses selalu ada
factor-faktor yang mempengaruhinya. Demikian pula proses perubahan sosial
selalu ada factor-faktor yang mempengaruhi proses. Secara teoritis
factor-faktor tersebut dapat dikelompokan ke dalam factor penyebab, pendorong,
penghambat dan factor resiko.
A. FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH
DALAM
PROSES PERUBAHAN SOSIAL
Proses
perubahan sosial mungkin berlangsung dalam berbagai jenis kelanjutan; yang
lambat, sedang, dan cepat, atau secara evolusi dan revolusi. Arti dari istilah
penyebab yaitu mendangkan (menimbulkan) adanya sesuatu hal, sehingga menjadi
akibat. Atau, suatu penybab sering kali diartikan sebagai suatu fenomena yang
diperlukan dan cukup mampu untuk menimbulkan akibat yang bisa diperkirakan.
Sehingga tidak pernah akan akibat tanpa adanya penyebab.
Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya proses perubahan sosial, antara lain akan
diketemukan di bawah ini.
1.
Penemuan-Penemuan
Baru
Seiring
dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin
bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh
manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery,
invention, dan inovasi.
a.
Discovery
,
yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam
suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide
baru.
b.
Invention,
yaitu
bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu
mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery
baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima,
serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
c.
Inovasi
atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur
baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai
oleh sebagian besar warga masyarakat.
Penemuan
baru dalam unsur kebudayaan jamaniah akan memperngaruhi dan merembes ke unsur
kebudayaan lain pada kehidupan masyarakat. Misalnya, penemuan baru di bidang
elektronik akan memperngaruhi bidang mass media, penerangan yang tadinya dengan
hanya melalui Koran sekarang dengan radio, TV. Penemuan baru di bidang unsur
kebudayaan rohaniah. Misalnya ideology baru, aliran-aliran kepercayaan baru,
system hukum yang baru dan seterusnya.
Suatu
penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material)
mempunyai pengaruh bermacam-macam. Biasanya pengaruh itu mempunyai pola sebagai
berikut.
a)
Suatu
penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya
memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang
menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial,
dan lain-lain.
Suatu
penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya
memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang
menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial,
dan lain-lain.
b)
![]() |
Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat.
c)
Penemuan baru dalam hal kebudayaan
rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh
terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial.
Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orang-orang Indonesia
yang belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya
gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembaga-lembaga
sosial baru yang bersifat nasional.

d)
Beberapa jenis penemuan baru dapat
mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail,
televisi, dan radio menyebabkan perubahan pada bidang informasi dan komunikasi.
2. Struktur Sosial
(perbedaan posisi dan fungsi dalam masyarakat)
Salah
satu cara yang berguna untuk meninjau penyebab perubahan sosial adalah dengan
memperhatikan struktur atau proses dinamik tentang masyarakat dalam
melaksanakan aktivitas sebagai keseluruhan satuan atau system sosial. Aktifitas
yang dilakukan di dalam masyarakat sebagai system sosial yang stabil, cenderung
akan tersusun (struktur) di sekitar posisi-posisi tertentu, karena adanya
perbedaan sosial yaitu kecenderungan kearah perkembangan sosial yang berlawanan
seperti perbedaan menurut ciri-ciri biologis antara manusia. Penempatan suatu posisi
menuntu keterampilan tertentu, pengaruh yang digunakan atau kekuasaan, status sosial,
dan ekonomi yang diberikan posisi.
Dalam
meninjau perubahan sosial melalui pendekatan struktur sosial, menurut pandangan
ilmu pengetahuan sosial, jumlah penyebab biasanya banyak, antara lain struktur
masyarakat menyebabkan kadar perubahan masyarakat secara halus dan akibatnya tidak dapat dilihat secara
langsung. Seperti penyebab kesediaan orang yang memiliki sindrom modernitas
umum, karena memiliki latar belakang pendidikan yang rendah atau pendidikan
beberapa tahun saja dalam menerima perubahan yang terjadi, dan orang-orang
semacam itu cenderung bekerja di pabrik-pabrik.
3. Inovasi
Inovasi
adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Kebaruan
inovasi itu diukur secara subjektif, menurut pandangan individu yang
menangkapnya. Jika sesuatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah
inovasi bagi orang itu.
Setiap
inovasi pasti berubah seiring dengan berlalunya waktu. Semua inovasi pasti punya
komponen ide, tetapi banyak inovasi yang tidak punya wujud fisik misalnya
ideology. Sedangkan inovasi yang mempunyai ide komponen objek (fisik) misalnya
ialah traktor, insektisida baygon dan sebaginya.
Penerimaan
atau penolakan suatu inovasi adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang. Jika
ia menerima inovasi dia mulai menggunakan ide baru, praktek baru atau barang
baru itu dan menghentikan penggunaan ide-ide yang digantikan oleh inovasi itu.
Keputusan inovasi adalah proses mental, sejak sesorang mengetahui adanya
inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya dan kemudian
mengukuhkannya.
Suatu
model proses keputusan inovasi terdiri dari empat tahap, yaitu:
(1)
Pengenalan, di mana seseorang mengetahui
adanya inovasi dan memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu
berfungsi
(2)
Persuasi, di mana seseorang membentuk
sikap berkenaan atau tidak berkenaan dengan inovasi
(3)
Keputusan, di mana seseorang terlibat
dalam kegiatan yang membawanya pada pemilihan untuk menerima atau menolak
inovasi
(4)
Konfirmasi, di mana seseorang mencari
penguat bagi keputusan inovasi yang telah dibuatnya, dan pada tahap ini mungkin
terjadi seseorang merubah keputusannya jika ia memperoleh informasi yang
bertentangan.
Tidak semua inovasi yang diajukan dapat diterima
oleh masyarakat. Inovasi akan mengalami penolakan apabila :
(1)
Perubahan dipaksakan oleh pihak lain
(2)
Perubahan itu tidak dipahami
(3)
Perubahan itu dinilai sebagai ancaman
terhadap nilai-nilai penduduk.
Dalam
kaitannya ini, berlaku proses penerimaan selektif karena beberapa inovasi
diterima dengan beberapa inovasi lainnya memerlukan penundaan yang lama, ada
inovasi yang ditolak sepenuhnya, dan ada pula beberapa inovasi lainnya yang
hanya diterima sebagian.
4. Perubahan Lingkungan Hidup
Perubahan
besar dalam lingkungan hidup walaupun jarang terjadi, akan tetapi bila
perubahan lingkungan hidup tersebut benar-benar terjadi maka akibatnya sangat
besar terhadap makhluk hidup termasuk kehidupan bermasyarakat manusia.
Terjadinya
perubahan lingkungan hidup antara lain gempa bumi, angin taufan, dan banjir.
Dari kejadian tersebut banyak kelompok masyarakat manusia mengubah lingkungan
hidup mereka dengan cara melakukan migrasi. Migrasi ke lingkungan yang berbeda
menimbulkan perubahan dalam segi kebudayaan, terutama pada masyarakat
tradisional yang kehidupannya sangat tergantung langsung pada lingkungan fisik.
Jadi
factor lingkungan hidup dalam hal ini lingkungan fisik dapat mempengaruhi
masyarakat (penduduk untuk mudah atau sulit mengalami perubahan).
Contoh
: perubahan-perubahan dalam lingkungan fisik dipedalaman Papua yang gersang,
yang disertai dengan menurunnya sumber-sumber kekayaan alam memaksa timbulnya
perubahan-perubahan penting dalam gaya hidup penduduk di pedalaman papua yang
daerahnya gersang.
5. Ukuran Penduduk dan Komposisi
Penduduk
Perubahan
penduduk dan komposisi penduduk merupakan perubahan sosial dan berakibat pada
struktur masyarakat maupun lembaga-lembaga masyarakat. Ukuran penduduk
dikaitkan dengan perubahan antara lain penduduk bertambah maka pemilikan tanah
berkurang, timbul penduduk yang tidak memiliki tanah. Orang yang tidak memiliki
tanah menjadi penduduk penggarap atau petani penyewa. Urbanisasi menimbulkan
kekosongan tenaga kerja di pedesaan, tetapi mengisi tenaga kerja di perkotaan.
Hal-hal demikian berawal dari adanya kesenjangan antara laju pertumbuhan
penduduk dengan tersedianya sumber daya yang tersedia.
Komposisi
penduduk merupakan suatu perubahan sosial karena berkaitan dengan cara
pembagian penduduk menurut kelompok usia, jenis kelamin, ras, etnik, jenis
pekerjaan, kelas sosial dan variable lainnya, sehingga mempengaruhi kehidupan sosial.
Jadi peningkatan atau penurunan jumlah penduduk secara perubahan sosial. Peningkatan drastis dalam
jumlah penduduk bisa memaksa timbulnya penemuan-penemuan baru dalam teknik
produktif, sementara perubahan penting dalam organisasi sosialnya agar dapat
mempertahankan diri dari serangan musuh-musuhnya.
6. Inovasi dalam Teknologi
Bila
memperhatikan berbagai perubahan sosial tertentu dan mencoba mencari
penyebabnya ke perubahan teknologi yang terjadi, atau dapat memperhatikan
inovasi teknologi tertentu dan mencoba merunut perkembangan selanjutnya, maka
melalui rentetan proses sebab akibat berantai akan terlihat perubahan sosial
yang sangat besar.
Cara
teknologi mengakibatkan perubahan diantaranya:
a.
Inovasi dalam teknologi meningkatkan
kebutuhan alternative kehidupan bermasyarakat. Inovasi dalam teknologi ini
membawa cita-cita yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia, dan dapat
mengubah kesulitan alternative.
b.
Inovasi dalam teknologi mengubah pola-pola
interaksi. Setelah inovasi teknologi diterima, mungkin akan terjadi pergeseran
penting tertentu dalam pola interaksi karena dituntut oleh teknologi itu
sendiri.
c.
Inovasi dalam teknologi cenderung dalam
perkembangannya mengakibatkan masalah sosial
baru. Dalam masyarakat teknologi canggih yang makmur, kemiskinan menjadi
masalah yang mendesak karena kehidupan manusia adalah fungsi dari penggunaan
dan penyalahgunaan sumber-sumber daya tersedia.
Jadi,
inovasi dalam teknologi menimbulkan sebab akibat berantai terhadap perubahan sosial
yang sebelumnya tak ada dan mengakibatkan sejumlah masalah baru, walaupun tak
mungkin dikenali semuanya. Artinya, dalam menggunakan teknologi untuk
menyelesaikan masalah, tetapi tanpa disadari mengakibatkan perubaan sosial
yaitu menciptakan masalah baru. Banyak penemuan-penemuan teknologi yang
mengakibatkan perubahan sosial yang luas dalam masyarakat.
B.
FAKTOR-FAKTOR
PENDORONG
DALAM PERUBAHAN SOSIAL
1.
Toleransi
Toleransi
merupakan sikap menerima sesuatu keadaan. Toleransi terhadap perbuatan
menyimpang merupakan sarana dalam mengadakan perubahan sosial. Penyimpangan
sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat
merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi
dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif. Dengan adanya
toleransi akan mendorong individu yang kreatif menciptakan usaha-usaha
perubahan.
2.
Sistem
terbuka lapisan masyarakat
Sistem
terbuka memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal yang luas, atau berarti
memberi kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
Sistem terbuka yang ketat menyulitkan gerak sosial vertikal. Individu yang
merasa puas dalam kedudukannya diberi kesempatan memperbaiki nasib. Oleh karena
itu, individu yang memiliki kreativitas, kritis, berkesempatan memperbaiki
kedudukan.
3.
Heterogenitas
(penduduk yang heterogen)
Tiap
kelompok penduduk memiliki aspirasi serta saluran mencari aspirasi. Masyarakat
yang bersifat heterogenitas memiliki aspirasi dan saluran aspirasi yang satu
sama lain berbeda. Perbedaan aspirasi ini memungkinkan bentrokan sosial baik
secara fisik maupun non fisik. Bentrokan-bentrokan sosial ini pada gilirannya
menemukan penyelesaian, keharmonisan, dengan melahirkan kesamaan aspirasi.
Kesamaan aspirasi merupakan pertanda telah ada perubahan sosial budaya. Jadi,
masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar
belakang kebudayaan yang berbeda, ras yang berbeda, ideologi yang berbeda dan
seterusnya, mempermudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang mengandung
kegoncangan-kegoncangan. Keadaan yang
demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam
masyarakat.
4.
Rasa
tidak puas
Ketidakpuasan
masyarakat yang telah berakar, menyebabkan timbulnya revolusi dalam masyarakt.
Revolusi mlahirkan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Ketidakpuasan dalam
masyarakat ditimbulkan kebijaksanaan penguasa yang tidak berakar dalam aspirasi
masyarakat, akan lebih mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam
masyarakat.
5.
Karakter
masyarakat
Secara
etnopsikologis tiap kelompok masyarakat berbeda karakter sehingga berbeda pula
sikap menanggapi sesuatu masalah sosial. Ada masyarakat yang bersifat sikap
mudah menerima sesuatu hal yang baru, sikap ini bertalian erat dengan nilai
yang dianut dalam masyarakat tersebut. Disamping itu, sikap masyarakat yang
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju yang telah melembaga
dalam masyarakat, maka akan mendorong masyarakat untuk usaha-usaha penemuan
baru.
6.
Pendidikan
Masalah
perubahan adalah sejauh mana sikap menerima dan merubah masalah pendidikan,
merubah sikap dilakukan melalui pendidikan. Ini berarti pendidikan memberi
dorongan merubah masyarakat. Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam
kemampuan, memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka
pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara
ilmiah. Di samping itu, pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir
secara objektif, hal mana akan memberikan dorongan dan kemampuan guna menilai
apakah kebudayaan msyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman
atau tidak.
7.
Ideologi
Ideologi
merupakan sistem nilai yang didarah dagingkan sesuatu anggota masyarakat untuk
mengatur tingkah laku bermasyarakat. Sistem nilai ini memberi petunjuk
bertingkah laku dalam berbagai segi kehidupan duniawi. Ideologi penjelemaan
dari suatu hasil konsensus bersama dari berbagai kelompok tentang realita yang
hidup dalam masyarakat. Ini berarti memberikan gambaran sejauh mana sesuatu
masyarakat untuk memahami dirinya sendiri.
Dalam
ideologi ada idealisme, idealisme inilah sebagai pendorong yang membangkitkan
hasrat anggota masyarakat untuk hidup bersama sehingga terjadi
perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Semakin tinggi kualitas idealisme yang tersirat dalam ideologi, semakin
tinggi daya tahan ideologi. Indikatornya terlihat dari persepsi masyarakat,
apakah masyarakat mempersepsi idealisme itu sebagai lambang angan-angan saja
atau sebagai cita-cita yang dapat dicapai? Hal ini tergantung kepada kemampuan
melihat ada tidaknya hubungan idealisme dengan realita kehidupan anggota
masyarakat.
Agar
ideologi memikat hati masyarakat, hendaknya pula ideologi itu mempunyai kemampuan
untuk mendorong, menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Pendorong dan penyesuaian diri berarti masyarakat menemukan
interpretasi baru terhadap nilai-nilai dasar dan ideologi sesuai dengan
perubahan yang muncul. Hal ini berarti adanya fleksibilitas dalam ideologi agar
dapat melahirkan interpretasi terhadap dirinya.
C. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT
DALAM
PERUBAHAN SOSIAL
Ada
beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial. Faktor tersebut
antara lain adalah :
1. Kehidupan Masyarakat Terasing
Perubahan terjadi apabila ada kontak antara satu
sama lain, dan dengan adanya kontak tersebut dimungkinan dalam interaksi akan
terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara lain bisa berbentuk ideologi,
penemuan baru, sehingga salah satu menerima atau menolak ideologi dan penemuan
baru tersebut.
Kontak dalam hal ini yaitu komunikasi, komunikasi
tidak akan mungkin bagi masyarakat terisolasi. Kondisi daerah yang terisolasi
dari jalur komunikasi memantapkan status quo, merupakan faktor penghambat untuk
terjadinya perubahan sosial. Dalam hal ini kehidupan masyarakat terisolasi
menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang
terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan memperkaya kehidupan sosial
budayanya sendiri. Hal ini juga menyebabkan bahwa para warga masyarakat selalu
terkukung dengan pola-pola pemikirannya oleh tradisi, sehingga menghambat
jalannya proses perubahan.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang
Terlambat
Ilmu pengetahuan membuka mata untuk menyesuaikan
diri kepada kondisi baru atas dasar penalaran. Perkembangan ilmu pengetahuan
juga diperoleh melalui interaksi kontak masyarakat satu dengan masyarakat
lainnya.
Di suatu daerah tertentu, terdapat adanya perkembangan
ilmu pengetahuan yang terlambat. Hal ini mungkin disebabkan kehidupan
masyarakat tersebut terasing atau terisolasi, juga dimungkinkan masyarakat
tersebut sering menutup diriterhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi
atas dasar menjaga dan memelihara kemurnian budayanya.
3. Sikap Masyatakat Yang Sangat
Tradisional
Sikap merupakan kecenderungan bertindak terhadap
sesuatu objek. Masyarakat tradisional selalu bersikap memuji tradisi yang
diwariskan turun temurun. Masyarakat yang sangat tradisional, beranggapan bahwa
bila mengubah tradisi akan menimbulkan marah bahaya.
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa
lampau, serta beranggapan bahwa tradisi secara mutlak tidak dapat diubah, maka
hal yang demikian itu menghambat jalannya proses perubahan.
4. Adanya Kepentingan Yang Tertanam
Masyarakat yang merasa aman dalam keadaan masa kini
akan menolak perubahan, terlebih anggota masyarakat yang memperoleh kedudukan
atas dasar gais keturunan. Mereka takut akan kehilangan hak-hak istimewanya
bila perubahan diadakan. Oleh karena itu, mereka akan menghambat bahkan menolak
perubahan.
Kondisi yang demikian biasanya terjadi pada
masyarakat yang sedang mengalami transisi, sehingga sukar sekali bagi mereka
yang memiliki hak-hak istimewa untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu
proses perubahan.
5. Adanya Perasangka
Perasangka merupakan sikap terhadap kelompok atau
golongan tertentu yang bukan kelompok atau golongannya sendiri. Sikap ini
menimbulkan diskriminasi tanpa dasar objektif. Perubahan dalam mendukung pembengunan membutuhkan kerja
sama, sedangkan suasana prasangka menimbulkan ketidakbersamaan. Disamping itu,
kebanyakan unsur-unsur baru berasal dari Barat, dan karena pengalaman selama
penjajahan meninggalkan bekas pahit, maka apa saja yang dari Barat selalu
dicurigai.
6. Adat Istiadat atau Kebiasaan
Adat istiadat atau kebiasaan merupakan perilaku bagi
anggota masyarakat di dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Dat istiadat
bersumber dari nilai tradisional yang telah didarah dagingkan. Masyarakat
merasakan kenikmatan menggunakan adat istiadat ini dalam mengatur tata
kelakuan. Dengan berdiri di atas landasan nilai adat dirasakan ketentraman.
Dengan
adanya perubahan, maka nilai-nilai tradisional yang irasional akan diganti
dengan nilai-nilai objektif yang rasional. Penggantian yang lama dengan yang
baru menimbulkan rasa was-was, sehingga dianggap perubahan membongkar adat
istiadat atau kebiasaan, dengan demikian krisis akan muncul dan menghambat
proses perubahan.
D. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
DALAM
PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial yang terjadi dengan sangat cepat akan menimbulkan resiko negatif yang
sangat besar. Apalagi jika perubahan tersebut terjadi secara mendadak, itu akan
mengacaukan dan menggoyahkan peranan individu, selain itu juga akan terjadinya
disorganisasi unsur-unsur secara keseluruhan disertai problema sosial.
Kecenderungan semua perubahan mengandung faktor resiko besar. Berikut ini
adalah beberapa faktor-faktor resiko dalam perubahan sosial.
1.
Adanya
Kepentingan Individu dan Kelompok
Pada
umumnya setiap individu dan kelompok tertentu merupakan pendukung kuat terhadap
suatu perubahan, sejauh mana perubahan itu tidak merugikan kepentingan individu
dan kelompok tersebut. Perubahan sosial dan kebudayaan mengandung ancaman nyata
terhadap orang-orang yang mempunyai kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.
Dalam
perubahan sosial dan kebudayaan, orang-orang dan kelompok-kelompok usaha besar
selalu berupaya mendesak lahirnya peraturan pemerintah dan mencampuri
pengambilan keputusan pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan mereka. Bila
ditinjau dari kepentingan individu dan kelompok dari sisi lain, adalah bahwa
pada umumnya perubahan sosial tidak dapat berjalan lancar sampai saat
orang-orang kuat menyesuaikan kepentingan pribadi mereka, dan merasa pasti
bahwa perubahan sosial akan menguntungkan mereka.
Contohnya
banyaknya industry formula makanan bayi telah berhasil deprogramkan sebagai
makanan modern yang menjadi lawan dari susu ibu (ASI), hal tersebut akan
memperkaya orang yang mempunyai perusahaan industry dengan mengorbankan
kesehatan bayi, karena belum tentu semuanya cocok bagi kesehatan bayi bahkan
dapat menimbulkan efek samping.
2.
Timbulnya
Masalah Sosial
Masalah
sosial merupakan resiko perubahan. Suatu masyarakat yang sedang mengalami
proses perubahan pasti menimbulkan masalah sosial. Hal tersebut dikarenakan
kondisi dalam masyarakat itu sendiri atau dari luar yang mengalami perubahan
sehingga tidak lagi dapat diterima oleh masyarakat tersebut. Di samping itu,
dapat pula karena nilai-nilai masyarakat yang telah merubah dengan menilai
kondisi lama sebagai kondisi yang tidak lagi dapat diterima.
3.
Kesenjangan
Budaya (Cultural Lag)
Pada
masyarakat yang sedang mengalami perubahan, tidak selalu perubahan-perubahan
pada unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kelainan yang seimbang.
Ada unsur-unsur yang dengan cepat berubah, akan tetapi ada pula unsur-unsur
yang sulit untuk berubah. Apabila terdapat unsur-unsur yang tidak mempunyai
hubungan erat, maka tak ada persoalan mengenai tidak adanya keseimbangan
lajunya perubahan-perubahan. Apabila unsur-unsur dalam masyarakat sangat erat
intergrasinya maka unsur-unsur dalam masyarakat itu tidak akan berfungsi dengan
baik.
William
F. Ogburn (dalam Soerjono Soekanto, 2000:377) mengungkapkan sebuah teori
mengenai kesenjangan budaya. Teori tersebut mulai dengan kenyataan bahwa
pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhannya tetapi
ada bagian yang tumbuh cepat, sedangkan ada bagian lain yang tumbuhnya lambat.
Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari
masyarakat dinamakan cultural lag.
Kesenjangan
budaya juga mengandung pengertian tentang perbedaan kadar perubahan dalam suatu
masyarakat, bukan perbedaan kadar perubahan antar masyarakat. Hal tersebut erat
kaitannya dengan ketidakselarasan antar budaya yang saling bertalian dalam
suatu kebudayaan, karena kadar kecepatan perubahan. Jadi kesenjangan budaya itu
sangat banyak karena menyangkut aspek kehidupan masyarakat manusia dalam
bermasyarakat dan akan tetap selalu ada.
4.
Kehilangan
Semangat Hidup
Dewasa
ini inovasi dalam teknologi modern yang menyebabkan perubahan, sampai
batas-batas tertentu dapat merusak dan mengacaukan tatanan kebudayaan sehingga
terjadi disorganisasi dan demoralisasi, terutama pada masyarakat yang sedang
mengalami proses perubahan yang mencapai ke modernisasi dan mencapai kemajuan.
Modernisasi dan kemajuan mendorong lahirnya sistem stratifikasi sosial baru dan
menunjang peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang. Di sisi lain kompetensi
dan kemajuan juga melahirkan kepahitan hidup baru bagi banyak orang miskin,
yang harus menanggung resiko inflansi tanpa menikmati keuntungan. Jadi
modernisasi dan kemajuan membawa rahmat sekaligus bercampur dengan malapetaka.
Jika
suatu keadaan kebudayaan masyarakat mengalami disorganisasi dan demoralisasi
yang sangat parah, dengan sendirinya perasaan aman, tujuan hidup para warga
masyarakat menjadi tidak menentu, kebingungan, saling bertentangan,
kepribadiannya rapuh, bersikap apatis, sehingga mereka menjadi orang yang
kehilangan semangat hidup.
Tidak
ada satu pun perubahan sosial yang tidak menimbulakan resiko terhadap
kebudayaan setempat, bahkan inovasi tambahan pun dapat mempengaruhi unsur-unsur
budaya lainnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar