Sabtu, 19 Mei 2012

perubahan sosial


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Maasalah
Istilah perubahan sosial (masyarakat) mempunyai arti yang luas, yaitu dapat diartikan sebagai perubahan, perkembangan dalam arti positif maupun negative. Mengapa perubahan itu muncul? Karena manusia pada dasarnya memiliki sifat bosan yang merupakan penyebab sebenarnya dari perubahan sosial.
Masyarakat dan kebudayaan manusia dimanapun pada dasarnya selalu berada dalam keadaan berubah. Perubahan masyarakat (sosial) tidak selalu berupa perubahan budaya atau kebudayaan, kedua istilah tertentu mempunyai istilah tertentu, walaupun kedua perubahan tersebut mungkin berlaku sama. Ada perbedaan pengertian antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial yang antara lain mencakup system status, hubungan-hubungan dalam keluarga, systemsistem politik dan kekuatan, dan persebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau oleh sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan yang antara lain mencakup aturan-aturan atau norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan warga masyarakat, nilai-nilai dan lain sebagainya.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tentunya tidak begitu saja terjadi, tetapi ada hal-hal tertentu yang mempengaruhi perubahan sosial tersebut. Ada beberapa factor yang menjadi penyebab, pendorong dan penghambat perubahan sosial. Di samping itu juga ada factor resiko dari perubahan sosial tersebut. Makalah ini akan memaparkan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi dalam proses perubahan sosial tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana factor penyebab perubahan sosial?
2.      Bagaimana factor pendorong perubahan sosial?
3.      Apa factor penghambat dalam perubahan sosial?
4.      Bagaimana resiko dari perubahan sosial?

C.    Tujuan Penelitian
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Perubahan Sosial dengan sengaja memfokuskan pada salah satu topik klinis yaitu factor yang berpengaruh dalam perubahan sosial. Makalah ini ditujukan sebagai acuan untuk lebih memahami konsep dasar mengenai materi bahasan untuk di presentasikan dan didiskusikan bersama mengenai relevansinya. Selain itu, penulisan makalah ini juga ditujukan untuk mengidentifikasi, menganalisa, masalah yang terkait dengan perubahan Sosial yang akhir-akhir ini sering terjadi dan meresahkan masyarakat. Penulisan ini di lakukan agar kita lebih memahami tentang Faktor Berpengaruh Perubahan Sosial dan memberikan pengetahuan yang terbaik bagi kita semua untuk mendeteksi sedini mungkin karena semakin marak terjadi dan bahkan ada disekitar kita.

D.    Manfaat Penelitian
Besar harapan kami selaku penyusun bahwa poin-poin yang penting dalam makalah ini memberikan dasar pengetahuan atau setidaknya menjadi stimulus bagi pembaca untuk mencari keterangan mengenai materi pembahasan. Lebih jauhnya lagi, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini mampu menjadi motivasi untuk sama – sama lebih peka dalam mengetahui perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.

E.     Metodologi
Dalam penulisan makalah ini penyusun menggunakan metode deskripsi, dan analisa terhadap kasus yang umum terjadi. Untuk lebih mendalami dilakukan pencarian referensi konsep dari berbagai literature yang berkaitan dengan materi bahasan yang di anggap memenuhi dan layak untuk disajikan.


BAB II
ISI


Realitas adalah proses, dan seperti semua proses alamiah lainnya, proses kehidupan manusia merupakan lingkaran yang terus berputar dengan tiga proses, yaitu : lahir- hidup dan berkembang akhirnya mati, dan setiap dalam proses selalu ada factor-faktor yang mempengaruhinya. Demikian pula proses perubahan sosial selalu ada factor-faktor yang mempengaruhi proses. Secara teoritis factor-faktor tersebut dapat dikelompokan ke dalam factor penyebab, pendorong, penghambat dan factor resiko.

A.   FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH
DALAM PROSES PERUBAHAN SOSIAL

Proses perubahan sosial mungkin berlangsung dalam berbagai jenis kelanjutan; yang lambat, sedang, dan cepat, atau secara evolusi dan revolusi. Arti dari istilah penyebab yaitu mendangkan (menimbulkan) adanya sesuatu hal, sehingga menjadi akibat. Atau, suatu penybab sering kali diartikan sebagai suatu fenomena yang diperlukan dan cukup mampu untuk menimbulkan akibat yang bisa diperkirakan. Sehingga tidak pernah akan akibat tanpa adanya penyebab.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya proses perubahan sosial, antara lain akan diketemukan di bawah ini.

1.        Penemuan-Penemuan Baru
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi.
a.       Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
b.      Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
c.       Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat.

Penemuan baru dalam unsur kebudayaan jamaniah akan memperngaruhi dan merembes ke unsur kebudayaan lain pada kehidupan masyarakat. Misalnya, penemuan baru di bidang elektronik akan memperngaruhi bidang mass media, penerangan yang tadinya dengan hanya melalui Koran sekarang dengan radio, TV. Penemuan baru di bidang unsur kebudayaan rohaniah. Misalnya ideology baru, aliran-aliran kepercayaan baru, system hukum yang baru dan seterusnya.
Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) mempunyai pengaruh bermacam-macam. Biasanya pengaruh itu mempunyai pola sebagai berikut.

a)      Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain.
b)     



Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat.

c)      Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial. Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orang-orang Indonesia yang belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembaga-lembaga sosial baru yang bersifat nasional.
d)     Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail, televisi, dan radio menyebabkan perubahan pada bidang informasi dan komunikasi.


2.    Struktur Sosial (perbedaan posisi dan fungsi dalam masyarakat)
Salah satu cara yang berguna untuk meninjau penyebab perubahan sosial adalah dengan memperhatikan struktur atau proses dinamik tentang masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sebagai keseluruhan satuan atau system sosial. Aktifitas yang dilakukan di dalam masyarakat sebagai system sosial yang stabil, cenderung akan tersusun (struktur) di sekitar posisi-posisi tertentu, karena adanya perbedaan sosial yaitu kecenderungan kearah perkembangan sosial yang berlawanan seperti perbedaan menurut ciri-ciri biologis antara manusia. Penempatan suatu posisi menuntu keterampilan tertentu, pengaruh yang digunakan atau kekuasaan, status sosial, dan ekonomi yang diberikan posisi.
Dalam meninjau perubahan sosial melalui pendekatan struktur sosial, menurut pandangan ilmu pengetahuan sosial, jumlah penyebab biasanya banyak, antara lain struktur masyarakat menyebabkan kadar perubahan masyarakat secara halus dan  akibatnya tidak dapat dilihat secara langsung. Seperti penyebab kesediaan orang yang memiliki sindrom modernitas umum, karena memiliki latar belakang pendidikan yang rendah atau pendidikan beberapa tahun saja dalam menerima perubahan yang terjadi, dan orang-orang semacam itu cenderung bekerja di pabrik-pabrik.
3.    Inovasi
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Kebaruan inovasi itu diukur secara subjektif, menurut pandangan individu yang menangkapnya. Jika sesuatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi bagi orang itu.
Setiap inovasi pasti berubah seiring dengan berlalunya waktu. Semua inovasi pasti punya komponen ide, tetapi banyak inovasi yang tidak punya wujud fisik misalnya ideology. Sedangkan inovasi yang mempunyai ide komponen objek (fisik) misalnya ialah traktor, insektisida baygon dan sebaginya.
Penerimaan atau penolakan suatu inovasi adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang. Jika ia menerima inovasi dia mulai menggunakan ide baru, praktek baru atau barang baru itu dan menghentikan penggunaan ide-ide yang digantikan oleh inovasi itu. Keputusan inovasi adalah proses mental, sejak sesorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya dan kemudian mengukuhkannya.
Suatu model proses keputusan inovasi terdiri dari empat tahap, yaitu:
(1)          Pengenalan, di mana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi
(2)          Persuasi, di mana seseorang membentuk sikap berkenaan atau tidak berkenaan dengan inovasi
(3)          Keputusan, di mana seseorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi
(4)          Konfirmasi, di mana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang telah dibuatnya, dan pada tahap ini mungkin terjadi seseorang merubah keputusannya jika ia memperoleh informasi yang bertentangan.
Tidak semua inovasi yang diajukan dapat diterima oleh masyarakat. Inovasi akan mengalami penolakan apabila :
(1)   Perubahan dipaksakan oleh pihak lain
(2)   Perubahan itu tidak dipahami
(3)   Perubahan itu dinilai sebagai ancaman terhadap nilai-nilai penduduk.
Dalam kaitannya ini, berlaku proses penerimaan selektif karena beberapa inovasi diterima dengan beberapa inovasi lainnya memerlukan penundaan yang lama, ada inovasi yang ditolak sepenuhnya, dan ada pula beberapa inovasi lainnya yang hanya diterima sebagian.

4.      Perubahan Lingkungan Hidup
Perubahan besar dalam lingkungan hidup walaupun jarang terjadi, akan tetapi bila perubahan lingkungan hidup tersebut benar-benar terjadi maka akibatnya sangat besar terhadap makhluk hidup termasuk kehidupan bermasyarakat manusia.
Terjadinya perubahan lingkungan hidup antara lain gempa bumi, angin taufan, dan banjir. Dari kejadian tersebut banyak kelompok masyarakat manusia mengubah lingkungan hidup mereka dengan cara melakukan migrasi. Migrasi ke lingkungan yang berbeda menimbulkan perubahan dalam segi kebudayaan, terutama pada masyarakat tradisional yang kehidupannya sangat tergantung langsung pada lingkungan fisik.
Jadi factor lingkungan hidup dalam hal ini lingkungan fisik dapat mempengaruhi masyarakat (penduduk untuk mudah atau sulit mengalami perubahan).
Contoh : perubahan-perubahan dalam lingkungan fisik dipedalaman Papua yang gersang, yang disertai dengan menurunnya sumber-sumber kekayaan alam memaksa timbulnya perubahan-perubahan penting dalam gaya hidup penduduk di pedalaman papua yang daerahnya gersang.

5.      Ukuran Penduduk dan Komposisi Penduduk
Perubahan penduduk dan komposisi penduduk merupakan perubahan sosial dan berakibat pada struktur masyarakat maupun lembaga-lembaga masyarakat. Ukuran penduduk dikaitkan dengan perubahan antara lain penduduk bertambah maka pemilikan tanah berkurang, timbul penduduk yang tidak memiliki tanah. Orang yang tidak memiliki tanah menjadi penduduk penggarap atau petani penyewa. Urbanisasi menimbulkan kekosongan tenaga kerja di pedesaan, tetapi mengisi tenaga kerja di perkotaan. Hal-hal demikian berawal dari adanya kesenjangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan tersedianya sumber daya yang tersedia.
Komposisi penduduk merupakan suatu perubahan sosial karena berkaitan dengan cara pembagian penduduk menurut kelompok usia, jenis kelamin, ras, etnik, jenis pekerjaan, kelas sosial dan variable lainnya, sehingga mempengaruhi kehidupan sosial. Jadi peningkatan atau penurunan jumlah penduduk secara  perubahan sosial. Peningkatan drastis dalam jumlah penduduk bisa memaksa timbulnya penemuan-penemuan baru dalam teknik produktif, sementara perubahan penting dalam organisasi sosialnya agar dapat mempertahankan diri dari serangan musuh-musuhnya.

6.      Inovasi dalam Teknologi
Bila memperhatikan berbagai perubahan sosial tertentu dan mencoba mencari penyebabnya ke perubahan teknologi yang terjadi, atau dapat memperhatikan inovasi teknologi tertentu dan mencoba merunut perkembangan selanjutnya, maka melalui rentetan proses sebab akibat berantai akan terlihat perubahan sosial yang sangat besar.
Cara teknologi mengakibatkan perubahan diantaranya:
a.       Inovasi dalam teknologi meningkatkan kebutuhan alternative kehidupan bermasyarakat. Inovasi dalam teknologi ini membawa cita-cita yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia, dan dapat mengubah kesulitan alternative.
b.      Inovasi dalam teknologi mengubah pola-pola interaksi. Setelah inovasi teknologi diterima, mungkin akan terjadi pergeseran penting tertentu dalam pola interaksi karena dituntut oleh teknologi itu sendiri.
c.       Inovasi dalam teknologi cenderung dalam perkembangannya mengakibatkan  masalah sosial baru. Dalam masyarakat teknologi canggih yang makmur, kemiskinan menjadi masalah yang mendesak karena kehidupan manusia adalah fungsi dari penggunaan dan penyalahgunaan sumber-sumber daya tersedia.
Jadi, inovasi dalam teknologi menimbulkan sebab akibat berantai terhadap perubahan sosial yang sebelumnya tak ada dan mengakibatkan sejumlah masalah baru, walaupun tak mungkin dikenali semuanya. Artinya, dalam menggunakan teknologi untuk menyelesaikan masalah, tetapi tanpa disadari mengakibatkan perubaan sosial yaitu menciptakan masalah baru. Banyak penemuan-penemuan teknologi yang mengakibatkan perubahan sosial yang luas dalam masyarakat.

B.   FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
DALAM PERUBAHAN SOSIAL

1.        Toleransi
Toleransi merupakan sikap menerima sesuatu keadaan. Toleransi terhadap perbuatan menyimpang merupakan sarana dalam mengadakan perubahan sosial. Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif. Dengan adanya toleransi akan mendorong individu yang kreatif menciptakan usaha-usaha perubahan.

2.      Sistem terbuka lapisan masyarakat
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal yang luas, atau berarti memberi kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Sistem terbuka yang ketat menyulitkan gerak sosial vertikal. Individu yang merasa puas dalam kedudukannya diberi kesempatan memperbaiki nasib. Oleh karena itu, individu yang memiliki kreativitas, kritis, berkesempatan memperbaiki kedudukan.

3.      Heterogenitas (penduduk yang heterogen)
Tiap kelompok penduduk memiliki aspirasi serta saluran mencari aspirasi. Masyarakat yang bersifat heterogenitas memiliki aspirasi dan saluran aspirasi yang satu sama lain berbeda. Perbedaan aspirasi ini memungkinkan bentrokan sosial baik secara fisik maupun non fisik. Bentrokan-bentrokan sosial ini pada gilirannya menemukan penyelesaian, keharmonisan, dengan melahirkan kesamaan aspirasi. Kesamaan aspirasi merupakan pertanda telah ada perubahan sosial budaya. Jadi, masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda, ras yang berbeda, ideologi yang berbeda dan seterusnya, mempermudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang mengandung kegoncangan-kegoncangan.  Keadaan yang demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat. 

4.      Rasa tidak puas
Ketidakpuasan masyarakat yang telah berakar, menyebabkan timbulnya revolusi dalam masyarakt. Revolusi mlahirkan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Ketidakpuasan dalam masyarakat ditimbulkan kebijaksanaan penguasa yang tidak berakar dalam aspirasi masyarakat, akan lebih mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.

5.      Karakter masyarakat
Secara etnopsikologis tiap kelompok masyarakat berbeda karakter sehingga berbeda pula sikap menanggapi sesuatu masalah sosial. Ada masyarakat yang bersifat sikap mudah menerima sesuatu hal yang baru, sikap ini bertalian erat dengan nilai yang dianut dalam masyarakat tersebut. Disamping itu, sikap masyarakat yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju yang telah melembaga dalam masyarakat, maka akan mendorong masyarakat untuk usaha-usaha penemuan baru.

6.      Pendidikan
Masalah perubahan adalah sejauh mana sikap menerima dan merubah masalah pendidikan, merubah sikap dilakukan melalui pendidikan. Ini berarti pendidikan memberi dorongan merubah masyarakat. Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan, memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Di samping itu, pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara objektif, hal mana akan memberikan dorongan dan kemampuan guna menilai apakah kebudayaan msyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak.

7.      Ideologi
Ideologi merupakan sistem nilai yang didarah dagingkan sesuatu anggota masyarakat untuk mengatur tingkah laku bermasyarakat. Sistem nilai ini memberi petunjuk bertingkah laku dalam berbagai segi kehidupan duniawi. Ideologi penjelemaan dari suatu hasil konsensus bersama dari berbagai kelompok tentang realita yang hidup dalam masyarakat. Ini berarti memberikan gambaran sejauh mana sesuatu masyarakat untuk memahami dirinya sendiri.
Dalam ideologi ada idealisme, idealisme inilah sebagai pendorong yang membangkitkan hasrat anggota masyarakat untuk hidup bersama sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam masyarakat.  Semakin tinggi kualitas idealisme yang tersirat dalam ideologi, semakin tinggi daya tahan ideologi. Indikatornya terlihat dari persepsi masyarakat, apakah masyarakat mempersepsi idealisme itu sebagai lambang angan-angan saja atau sebagai cita-cita yang dapat dicapai? Hal ini tergantung kepada kemampuan melihat ada tidaknya hubungan idealisme dengan realita kehidupan anggota masyarakat.
Agar ideologi memikat hati masyarakat, hendaknya pula ideologi itu mempunyai kemampuan untuk mendorong, menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Pendorong dan penyesuaian diri berarti masyarakat menemukan interpretasi baru terhadap nilai-nilai dasar dan ideologi sesuai dengan perubahan yang muncul. Hal ini berarti adanya fleksibilitas dalam ideologi agar dapat melahirkan interpretasi terhadap dirinya.

C.   FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT
DALAM PERUBAHAN SOSIAL

Ada beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial. Faktor tersebut antara lain adalah :
1.      Kehidupan Masyarakat Terasing
Perubahan terjadi apabila ada kontak antara satu sama lain, dan dengan adanya kontak tersebut dimungkinan dalam interaksi akan terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara lain bisa berbentuk ideologi, penemuan baru, sehingga salah satu menerima atau menolak ideologi dan penemuan baru tersebut.
Kontak dalam hal ini yaitu komunikasi, komunikasi tidak akan mungkin bagi masyarakat terisolasi. Kondisi daerah yang terisolasi dari jalur komunikasi memantapkan status quo, merupakan faktor penghambat untuk terjadinya perubahan sosial. Dalam hal ini kehidupan masyarakat terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan memperkaya kehidupan sosial budayanya sendiri. Hal ini juga menyebabkan bahwa para warga masyarakat selalu terkukung dengan pola-pola pemikirannya oleh tradisi, sehingga menghambat jalannya proses perubahan.

2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang Terlambat
Ilmu pengetahuan membuka mata untuk menyesuaikan diri kepada kondisi baru atas dasar penalaran. Perkembangan ilmu pengetahuan juga diperoleh melalui interaksi kontak masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
Di suatu daerah tertentu, terdapat adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Hal ini mungkin disebabkan kehidupan masyarakat tersebut terasing atau terisolasi, juga dimungkinkan masyarakat tersebut sering menutup diriterhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi atas dasar menjaga dan memelihara kemurnian budayanya.

3.      Sikap Masyatakat Yang Sangat Tradisional
Sikap merupakan kecenderungan bertindak terhadap sesuatu objek. Masyarakat tradisional selalu bersikap memuji tradisi yang diwariskan turun temurun. Masyarakat yang sangat tradisional, beranggapan bahwa bila mengubah tradisi akan menimbulkan marah bahaya.
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau, serta beranggapan bahwa tradisi secara mutlak tidak dapat diubah, maka hal yang demikian itu menghambat jalannya proses perubahan.

4.      Adanya Kepentingan Yang Tertanam
Masyarakat yang merasa aman dalam keadaan masa kini akan menolak perubahan, terlebih anggota masyarakat yang memperoleh kedudukan atas dasar gais keturunan. Mereka takut akan kehilangan hak-hak istimewanya bila perubahan diadakan. Oleh karena itu, mereka akan menghambat bahkan menolak perubahan.
Kondisi yang demikian biasanya terjadi pada masyarakat yang sedang mengalami transisi, sehingga sukar sekali bagi mereka yang memiliki hak-hak istimewa untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses perubahan.

5.      Adanya Perasangka
Perasangka merupakan sikap terhadap kelompok atau golongan tertentu yang bukan kelompok atau golongannya sendiri. Sikap ini menimbulkan diskriminasi tanpa dasar objektif. Perubahan  dalam mendukung pembengunan membutuhkan kerja sama, sedangkan suasana prasangka menimbulkan ketidakbersamaan. Disamping itu, kebanyakan unsur-unsur baru berasal dari Barat, dan karena pengalaman selama penjajahan meninggalkan bekas pahit, maka apa saja yang dari Barat selalu dicurigai.

6.      Adat Istiadat atau Kebiasaan
Adat istiadat atau kebiasaan merupakan perilaku bagi anggota masyarakat di dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Dat istiadat bersumber dari nilai tradisional yang telah didarah dagingkan. Masyarakat merasakan kenikmatan menggunakan adat istiadat ini dalam mengatur tata kelakuan. Dengan berdiri di atas landasan nilai adat dirasakan ketentraman.
Dengan adanya perubahan, maka nilai-nilai tradisional yang irasional akan diganti dengan nilai-nilai objektif yang rasional. Penggantian yang lama dengan yang baru menimbulkan rasa was-was, sehingga dianggap perubahan membongkar adat istiadat atau kebiasaan, dengan demikian krisis akan muncul dan menghambat proses perubahan.

D.   FAKTOR-FAKTOR RESIKO
DALAM PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial yang terjadi dengan sangat cepat akan menimbulkan resiko negatif yang sangat besar. Apalagi jika perubahan tersebut terjadi secara mendadak, itu akan mengacaukan dan menggoyahkan peranan individu, selain itu juga akan terjadinya disorganisasi unsur-unsur secara keseluruhan disertai problema sosial. Kecenderungan semua perubahan mengandung faktor resiko besar. Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor resiko dalam perubahan sosial.

1.      Adanya Kepentingan Individu dan Kelompok
Pada umumnya setiap individu dan kelompok tertentu merupakan pendukung kuat terhadap suatu perubahan, sejauh mana perubahan itu tidak merugikan kepentingan individu dan kelompok tersebut. Perubahan sosial dan kebudayaan mengandung ancaman nyata terhadap orang-orang yang mempunyai kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.
Dalam perubahan sosial dan kebudayaan, orang-orang dan kelompok-kelompok usaha besar selalu berupaya mendesak lahirnya peraturan pemerintah dan mencampuri pengambilan keputusan pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan mereka. Bila ditinjau dari kepentingan individu dan kelompok dari sisi lain, adalah bahwa pada umumnya perubahan sosial tidak dapat berjalan lancar sampai saat orang-orang kuat menyesuaikan kepentingan pribadi mereka, dan merasa pasti bahwa perubahan sosial akan menguntungkan mereka.
Contohnya banyaknya industry formula makanan bayi telah berhasil deprogramkan sebagai makanan modern yang menjadi lawan dari susu ibu (ASI), hal tersebut akan memperkaya orang yang mempunyai perusahaan industry dengan mengorbankan kesehatan bayi, karena belum tentu semuanya cocok bagi kesehatan bayi bahkan dapat menimbulkan efek samping.

2.      Timbulnya Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan resiko perubahan. Suatu masyarakat yang sedang mengalami proses perubahan pasti menimbulkan masalah sosial. Hal tersebut dikarenakan kondisi dalam masyarakat itu sendiri atau dari luar yang mengalami perubahan sehingga tidak lagi dapat diterima oleh masyarakat tersebut. Di samping itu, dapat pula karena nilai-nilai masyarakat yang telah merubah dengan menilai kondisi lama sebagai kondisi yang tidak lagi dapat diterima.

3.      Kesenjangan Budaya (Cultural Lag)
Pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan, tidak selalu perubahan-perubahan pada unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kelainan yang seimbang. Ada unsur-unsur yang dengan cepat berubah, akan tetapi ada pula unsur-unsur yang sulit untuk berubah. Apabila terdapat unsur-unsur yang tidak mempunyai hubungan erat, maka tak ada persoalan mengenai tidak adanya keseimbangan lajunya perubahan-perubahan. Apabila unsur-unsur dalam masyarakat sangat erat intergrasinya maka unsur-unsur dalam masyarakat itu tidak akan berfungsi dengan baik.
William F. Ogburn (dalam Soerjono Soekanto, 2000:377) mengungkapkan sebuah teori mengenai kesenjangan budaya. Teori tersebut mulai dengan kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhannya tetapi ada bagian yang tumbuh cepat, sedangkan ada bagian lain yang tumbuhnya lambat. Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari masyarakat dinamakan cultural lag.
Kesenjangan budaya juga mengandung pengertian tentang perbedaan kadar perubahan dalam suatu masyarakat, bukan perbedaan kadar perubahan antar masyarakat. Hal tersebut erat kaitannya dengan ketidakselarasan antar budaya yang saling bertalian dalam suatu kebudayaan, karena kadar kecepatan perubahan. Jadi kesenjangan budaya itu sangat banyak karena menyangkut aspek kehidupan masyarakat manusia dalam bermasyarakat dan akan tetap selalu ada.

4.      Kehilangan Semangat Hidup
Dewasa ini inovasi dalam teknologi modern yang menyebabkan perubahan, sampai batas-batas tertentu dapat merusak dan mengacaukan tatanan kebudayaan sehingga terjadi disorganisasi dan demoralisasi, terutama pada masyarakat yang sedang mengalami proses perubahan yang mencapai ke modernisasi dan mencapai kemajuan. Modernisasi dan kemajuan mendorong lahirnya sistem stratifikasi sosial baru dan menunjang peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang. Di sisi lain kompetensi dan kemajuan juga melahirkan kepahitan hidup baru bagi banyak orang miskin, yang harus menanggung resiko inflansi tanpa menikmati keuntungan. Jadi modernisasi dan kemajuan membawa rahmat sekaligus bercampur dengan malapetaka.
Jika suatu keadaan kebudayaan masyarakat mengalami disorganisasi dan demoralisasi yang sangat parah, dengan sendirinya perasaan aman, tujuan hidup para warga masyarakat menjadi tidak menentu, kebingungan, saling bertentangan, kepribadiannya rapuh, bersikap apatis, sehingga mereka menjadi orang yang kehilangan semangat hidup.
Tidak ada satu pun perubahan sosial yang tidak menimbulakan resiko terhadap kebudayaan setempat, bahkan inovasi tambahan pun dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar