ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Diajukan
Sebagai Syarat Ujian Akhir Semester
Mata
Kuliah Analisis Dan Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Yang
Dibina Oleh:
Prof.
Ace Suryadi, M.Sc,
Ph.D;
Dr.
H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si
Dadang Yunus Lutfiansyah, S.Pd, M.Pd
![]() |
Disusun
oleh:
YENNY
SUSANTI S. (0906383)
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2012
1.
Konsep Dan Tujuan Evaluasi Program PLS Dan Kedudukan Evaluasi Tersebut Dalam Sistem Pengelolaan Secara
Keseluruhan
a. Konsep dan Tujuan Evaluasi Program PLS
Evaluasi program menurut Mugiadi dalam
Djuju menjelaskan bahwa evaluasi program adalah pengumpulan informasi mengenai
suatu program, kegiatan, atau proyek.
Sedangkan Syamsu Mappa (1984) dalam Djuju
mendefinisikan evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan untuk
merespon suatu program yang dilakukan untuk menetapkan keberhasilan dan
kegagalan suatu program pendidikan.
Dan Stake (1984) mendefinisikan evaluasi
program adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang, dan
akan dilaksanakan. Stake mengemukakan bahwa evaluasi program pendidikan
berorientasi langsung pada kegiatan dalam pelaksanaan program dan evaluasi dilakukan
untuk merespon pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai program
tersebut.
Berdasarkan berbagai pengertian
sebagaimana dikemukakan di atas maka evaluasi program pendidikan luar sekolah
adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data secara sistematis
tentang pendidikan luar sekolah, sebagai masukan bagi pengambilan alternatif
keputusan.
b.
Tujuan
Evaluasi Program PLS
Tujuan evaluasi program pendidikan luar
sekolah bermacam-macam diantaranya sebagai diuraikan berikut ini :
-
Memberi
masukan untuk perencanaan program
Dalam
evaluasi program yang sedang direncanakan biasanya digunakan analisis awal dan
analisis akhir suatu program. Informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan dalam mempersiapkan suatu program PLS adalah identifikasi kebutuhan,
potensi dan kemungkinan hambatan program, evaluasi tentang kecocokan konsep
yang digunakan, perkiraan biaya dan kelayakan program, serta proyeksi tentang
perkembangan tuntutan kebutuhan serta daya dukung terhadap program.
-
Memberi
masukan untuk kelanjutan, perluasan dan penghentian program
Tujuan ini biasanya dicapai melalui evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. dimana aspek yang dinilai yaitu program
pendidikan luar sekolah yang telah direncanakan dan dilaksanakan yang mencakup
komponen, proses, dan tujuan program.
-
Memberi
masukan untuk modifikasi program
Tujuan evaluasi program ini timbul dalam evaluasi
formatif. Informasi yang berkaitan dengan penerimaan program dan
komponen-komponennya akan sangat penting artinya bagi pengambil keputusan
tentang perlunya modifikasi atau perbaikan program dan unruk mempertahankan
program yang sedang dilaksanakan.
-
Memperoleh
informasi tentang faktor pendukung dan penghambat program
Bertujuan untuk menganalisis kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki program serta peluang dan tantangan yang mungkin
dihadapi dalam pelaksanaan program.
-
Memberi
masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan pelaksana program
Pengelola dan pelaksana program yang telah
diorganisai perlu dimotivasi sehingga dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya
sesuai dengan kriteria yang telah direncanakan. Dengan motivasi ini diharapkan
agar pengelola dan pelaksana program dapat menampilkan kinerja yang tinggi.
-
Memberi
masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi evaluasi program
Banyak disiplin keilmuan yang dapat dijadikan
landasan evaluasi program, namun perlu digunakan sekurang-kurangnya salah satu
disiplin keilmuan
c. Kedudukan Evaluasi Program PLS dalamsistem
pengelolaan secara keseluruhan
Evaluasi program pendidikan luar sekolah merupakan
salah satu fungsi manajemen program pendidikan luar sekolah. Dimana evaluasi
program dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta
terhadap pelaksanaan program pendidikan. Disini evaluasi program harus dan
dapat diselenggarakan secara terus menerus, berkala dan/atau sewaktu-waktu.
Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat
sebelum, sedang, atau sesudah program pendidikan luar sekolah dilaksanakan.
Evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui apakah pelaksanaan
program sesuai rencana, dan/atau dampak apa yang terjadi setelah program
dilaksanakan. Evaluasi program berguna bagi para pengambil keputusan untuk
menetapkan apakah program dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas, atau
ditingkatkan.
2. Komponen-Komponen Yang Tercakup Ke Dalam Evaluasi Program Pendidikan Luar
Sekolah
Secara rinci komponen dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Masukan Lingkungan (environmental input) meliputi lingkungan alam, sosial budaya, dan
kelembagaan. Lingkungan alam terdiri dari lingkungan alam hayati, lingkungan
alam nonhayati dan lingkungan alam buatan. Lingkungan sosial budaya meliputi
kondisi kependudukan dengan berbagai potensinya serta kebiasaan atau tradisi,
pendidikan, agama dsb. Lingkungan sosial juga mencakup kondisi ekonomi
masyarakat. Lingkungan kelembagaan terdiri atas instansi pemerintah,
perusahaan, LSM dan organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan program dan
terdapat dalam lingkungan di mana program pendidikan luar sekolah
dilangsungkan.
b. Masukan sarana (instrumental input).
Variabel-variabel masukan
sarana yang dievaluasi mencakup tujuan program, kurikulum, pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya, sarana dan prasarana, penyelenggara, pengelola dan
pembiayaan.
c. Proses Pendidikan melalui Pembelajaran (processes)
Proses Pendidikan disini
adalah interaksi edukatif antara masukan sarana terutama pendidik dengan
masukan mentah yaitu peserta didik, melalui kegiatan pembelajaran, bimbingan,
penyuluhan dan/atau pelatihan. Dalam evaluasi program perlu pula diidentifikasi
tentang efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
d. Keluaran (output)
Output adalah lulusan program
pendidikan luar sekolah. Keluaran yang dievaluasi adalah kuantitas dan kualitas
lulusan program setelah mengalami proses pembelajaran. Kuantitas adalah jumlah
lulusan yang berhasil menyelesaikan proses pembelajaran dalam program
pendidikan. Kualitas adalah perubahan tingkah laku peserta didik meliputi ranah
afeksi, kognisi, dan psikomotor.
e. Masukan lain (other input)
Masukan lain adalah
sumber-sumber atas daya dukung yang memungkinkan lulusan dapat menerapkan hasil
belajar (keluaran) dalam kehidupannya. Masukan lain dapat dimasukan ke dalam
golongan bidang bisnis, pekerjaan, dan aktivitas kemasyarakatan.
f. Pengaruh (outcome)
Outcome adalah dampak yang dialami
peserta didik atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain.
Pengaruh ini dapat diukur terutama dalam tiga aspek kehidupan yaitu peningkatan
taraf hidup, upaya membelajarkan orang lain, dan terakhir keikutsertaan dalam
kegaitan sosial.
Pendidikan Luar Sekolah akan dikatakan
lengkap apabila program dan evaluasinya menyangkut semua komponen pendidikan
yaitu masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses, keluaran,
masukan lain dan pengaruh.
3. Pengertian CIPP (Context, Input, Proses, dan Produk) Dan Contohnya Dalam PLS
Evaluasi konteks (context) dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah, asset dan
peluang guna membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan prioritas, serta
membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui tujuan, peluang dan
hasilnya.
Evaluasi masukan (input) dilaksanakan untuk
menilai alternative pendekatan, rencana tindak, rencana staf, dan pembiayaan
bagi kelangsungan program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasaran serta
mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi ini berguna bagi pembuat kebijakan
untuk memilih rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumber daya, pelaksana dan
jadwal kegiatan yang paling sesuai bagi kelangsungan program.
Evaluasi proses (process) ditujukan untuk menilai implementasi dari rencana yang
telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan
kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui kinerja
program dan memperkirakan hasilnya.
Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menilai
hasil yang dicapai yang diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek dan
jangka panjang baik, bagi pelaksana kegiatan agar dapat memfokuskan diri dalam
mencapai sasaran program maupun bagi pengguna lainnya dalam menghimpun upaya
untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran.
Evaluasi hasil ini dapat dibagi ke dalam
penilaian terhadap dampak (impact)
efektivitas (effectiveness),
keberlanjutan (sustainability), dan
daya adaptasi (transportability).
(Stufflebeam et. al., 2003 dalam Sofyan)
Contonya dalam PLS :
Analisis
Evaluasi Program PAUD menurut pembagain presentasi kemarin
§
Context /
Evaluasi tehradap Konteks
Harus
adanya refisi kembali mengenai Menurut Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, dalam hal tersebut tidak adanya
kesingkronan antara satu sama lain dalam PP disebutkan bahwa kualifikasi
pendidik dalam PAUD itu terdapa 3 golongan namun UU no 20 bahwa pendidik
lulusah akhir minimal SMA. Ini lah yang menjadi polemic.
Solusi :
Menurut Stufflebeam, evaluasi pada aspek
Konteks yaitu menilai kebutuhan, permasalahan, aset, dan peluang untuk membantu
pembuat keputusan menetapkan tujuan dan prioritas serta membantu stakeholder
menilai tujuan, prioritas, dan hasil. Pertama,
apakah tujuan yang ingin dicapai, yang telah dirumuskan dalam program
benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat? Oleh karena itu tujuan pembelajaran
PAUD bukan hanya mengembangkan pendidikan jasmani dan rohani saja tetapi
melalui upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun (masa keemasan/ golden age) yang dilakukan dengan memberikan
rangsangan/ stimulus pada lingkup perkembangan nilai-nilai agama, motorik,
kognitif, bahasa, serta sosial dan emosional anak yang tertera pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
§
Input
Evaluation/ Evaluasi Terhadap Masukan
Pada proses ini cenderung banyak
pergantian kurikulum apalagi PAUD sekarang ini sudah menerapkan kurikulu KTSP,
namun pada kenyataanya banyak sekali para tutor yang belum paham bagaimana
membuat kurikulum pada program PAUD, halini dijadikan suatu yang begitu rumit
sehingga tingkat pencapaian anak yang hendak dicapai banyak yang tidak sesuai,
serta kualifikasi pendidik dilapangan tida sesuai dengan PP no. 58 tahun 2009
mengenai standar pendidik dan tenaga kependidikan.dan masih banyak sarana dan
prasarana yang kurang memadai khususnya didaerah terpencil.
Solusi :
Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk
mengaitkan tujuan, konteks, input, proses dengan hasil program. Evaluasi ini
juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian tujuan
dan objectif program. Input juga merupakan model yang digunakan untuk
menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumberdaya yang ada bisa mencapai
tujuan serta secara esensial memberikan informasi tentang apakah perlu mencari
bantuan dari pihak lain atau tidak. Pertama, dalam lingkup kurikulum
lembaga-lembaga yang mendirikan PAUD harus disesuaikan dengan potensi daerah/
lingkngannya namun harus tetap mengacu pada kurikulum yang tertera pada PP No.
58 Tahun 2009. Kedua, dalam lingkup sarana dan prasarana yang harus terstandarisasi
di lembaga PAUD
§
Process Evaluation : Evaluasi Terhadap Proses
Pada tahap process sering kali kita melihat pada proses
pembelajaran PAUD adalah salah satu usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat
ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas system
penilaian, keduanya saling terikat, system pembelajaran yang baik akan
menghasilkan kualitas belajar yang baik namun pada kenyataanya masih banyak
para tutor yang belum paham akan perencanaan pembelajaran, banyak yang belum
paham mengenai konsep cara mengajar yang baik dan cara memotivasi untuk belajar
lebih baik hasil dilapangan banyak sekali para tutor yang memposisikan diri
sebagai pengasuh tidak sebagai pendidik semestinya, dan kecilnya gaji para
tutor PAUD ini lah yang menghambat proses peningkatan mutu pembelajaran.tahapan
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran atau program stimulasi PAUD sebaiknya
melalui prosedur sebagai berikut :
1).
Penentuan tujuan
2).
Menentuan desain evaluasi
3).
Pengembangan instrument evaluasi
4).
Pengumpulaninformasi/ data
5).
Analisi dan interpretasi
6).
Tindak lanjut.
Namun dalam prakteknya terutama yang dilakukan oleh pendidik,
prosedur tersebut sering kali dijalanan lebih fleksibel. Para praktisi lapangan
seringkali langsung mengembangkan alat istrumen, bahkan langsung pada tindakan
pengumpulan data.
Solusi :
Pada evaluasi proses ini berkaitan dengan
implementasi suatu program. Ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dalam
proses pelaksanaan evaluasi ini.
§
Product Evaluation : Evaluasi Terhadap Hasil
Sebuah kebiasaan yang sudah
dijalankan oleh manusia dalam jangka panjang, akan sulit untuk dirubah. Apabila
kebiasaan tersebut terlaksana semenjak kecil maka di masa besarnya akan
membekas kuat dan sukar untuk dihilangkan. Kebiasaan yang baik ataupun buruk di
masa kecilnya, memberikan pola bentuk tingkah laku manusia pada usia
dewasanya.faktor pendidikan dalm keluarga pun menjadi factor yang penting dalam
menstimulus pembentukan sebuah carakter, dalam program PAUD cenderung seorang
Tutor saat mengevaluasi catatan perkembangan melalui catatan anekdot, running
records, specimen record ataupun bukanlah egiatan mudah, pengamat terbiasa
mengamati apa yang terjadi disekeliling dan dalam waktu yang bersamaan membuat
interpretasi tentang apa yang dilihatnya, kapanpun adalah waktu yang tepat
untuk melakukan pengamatan, dan ita harus tahu pentingnya data apa yang akan
ita peroleh dala pengamatan itulah yang masih dianggap mudah oleh seorang tutor
padahal pada kenyataanya tidak segampang itu.
Solusi :
Evaluasi
produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada
masukan mentah Evaluasi hasil digunakan untuk menentukan
keputusan apa yang akan dikerjakan berikutnya. Apa manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat berkaitan dengan program yang digulirkan? Apakah memiliki pengaruh
dan dampak dengan adanya program tersebut? Evaluasi hasil berkaitan dengan
manfaat dan dampak suatu program setelah dilakukan evaluasi secara seksama.
Manfaat model ini untuk pengambilan keputusan (decision making) dan
bukti pertanggung jawaban (accountability) suatu program kepada
masyarakat. Tahapan evaluasi dalam model ini yakni penggambaran (delineating),
perolehan atau temuan (obtaining), dan penyediakan (providing) bagi para
pembuat keputusan. Dalam program
PAUD supaya mencapai tujuan yang diinginkan adalah salahsatunya.
Tujuan yang ingin
dicapai pada program PAUD ini adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan
layanan program stimulasi dan pencapaian hasil-hasilnya oleh setiap anak serta
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil program stimulasi yang dijalanan,
hasil berkaitan dengan prilau baru ( tingkat mutu tumbuh kembangnya) yang
meleat pada anak serta produk yang menyertainya.telah dipaparkan sebelumnya
upaya memahami tumbuh, kembang dan beljar anak usia dini sangat dianjurkan
diantaranya dilakukannya melalui pengamatan. Oleh karena karena itu, kemampuan
pengamatan bagi seorang tutor PAUD merupakan suatu kompetensi yang mesti
dimiliki.
4. Beberapa Istilah Berikut :
a.
Kriteria
Dalam evaluasi program kriteria digunakan untuk
mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator yang sebelumnya telah
ditetapkan. Sehingga kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau
penetapan sesuatu bisa dikatakan pula sebagai patokan atau tolak ukur.
b.
Indikator
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam
mengukur perubahan-perubahanyang terjadi baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. (WHO, 1981).
Indikator adalah sebuah ukuran tidak langsung dari
suatu kejadian atau kondisi. (Wilson & Sapanuchart, 1993)
Indikator adalah variabel-variabel yang
mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan
tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan. (Green, 1992)
Dari pengertian di atas jelas bahwa indikator
adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status
memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dari waktu ke waktu.
c.
Teknisk Analisis Deskriptif
Cara dimana indikator diterjemahkan ke dalam
kalimat untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Disini indikator yang ada
dihubungakan dan diselaraskan atau dibandingka, sehingga sesuai dengan yang
terjadi atau fakta yang ada.
d.
Teknik Analisis Komparatif
Teknik yang digunakan menganalisis data dengan
cara memberikan gambaran yang jelas dari makna yang telah terkumpul sehingga
dapat diketahui hubungan sebab akibaat untuk membandingkan kejadian yang tejadi
saat penelitian.
e.
Teknik Analisis Korelasional
Analisis yang bertujaun untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Analisis ini menggambarkan ada tidaknya
hubungan antar gejala dan seberapa erat hubungan tersebut.
f.
Teknik Analisis Prediktif
Analisis yang menggambarkan untuk memeprkirakan
apa yang terjadi di maasa yang akan datang ini didasarkan dari data yang telah
dikumpulkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar