Selasa, 17 Juli 2012

Woman message

Pesan untuk WANITA,,,

Hal terindah dari wanita adalah; Bukan saat ia tersenyum bahagia, tetapi saat air matanya jatuh dalam DOA. Bukan karna kata-katanya yg indah tapi saat bibirnya basah karna dzikrullah. Bukan karna kecantikan yg mempesona, tapi karna sujudnya pada Allah Azza Wa Jalla Bukan karna ke'elokan tubuhnya, tapi karna keteguhannya dalam menjaga AURAT.

Memang benar, sekarang sudah tak ada wanita sholehah yg setegar Khadijah, selembut Aisyah & seteguh siti Fatimah. Karna mereka adalah orang-orang terpilih oleh Allah Azza Wa Jalla & dijanjikan syurga. Namun Insya Allah sekarang masih ada wanita akhir Zaman yg ingin belajar berusaha menjadi wanita yg setegar Khadizah, selembut Aisyah & seteguh siti fatimah dgn mnjadikan mereka sbg tauladan

Wanita

KEMULIAAN WANITA

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.

2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.

4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung Dan melahirkan anak.

6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.

7. Talak terletak di tangan suami Dan bukan isteri.

8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid Dan nifas yang tak Ada pada lelaki. .

Itu sebabnya banyak yang berpromosi untuk “MEMERDEKAKAN WANITA”. and look,,,, .

1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman Dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak Akan dibiarkan terserak bukan? Itulah perbandingannya dengan seorang wanita.

2. Wanita perlu taat kepada suami. Bahwa sesungguhnya lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya.

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi bahwa harta itu menjadi milik pribadinya Dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya. Sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri Dan anak-anak.

4. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawab kan terhadap 4 wanita, yaitu : isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya Dan saudara lelakinya.

5. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH!

Demikian sayangnya ALLAH pada wanita.

Dengar bisik ku

"WANITA YANG MEMIKAT HATI KAUM ADAM"

Wanita yang memikat hati kaum Adam itu,bukanlah ia yang memakai pakaian mahal,Akan tetapi ia yang selalu menutupi serta membaluti auratnya di setiap waktu.

Wanita yang memikat hati kaum Adam itu,bukanlah ia yang memiliki bibir sensual nan indah,Akan tetapi ia yang tak lupa membasahi bibirnya untuk berdzikir kepada Allah Azza Wa Jalla di setiap kesempatan.

Wanita yang memikat hati kaum Adam itu,bukanlah ia yang suka berdandan setiap harinya,Akan tetapi ia yang senantiasa membasahi wajahnya dengan tetesan air wudhu'.

Wanita yang memikat hati kaum Adam itu,bukanlah ia yang pandai merangkai kata-kata indah.Akan tetapi ia yang bisa menjaga kesantunan dalam setiap bertutur kata.

Wanita yang memikat hati kaum Adam itu,bukanlah ia yang memiliki tubuh yang indah dan menarik,Akan tetapi ia yang senantiasa menghijab aurat tubuhnya dengan pakaian akhlak yang santun serta mulia.

Wanita yang memikat hati kaum Adam itu,bukanlah ia yang tampak cantik di depan mata saat dipandang,Akan tetapi ia terletak pada hati yang paling dalam.Karena kesucian hatinya senantiasa memancarkan aura yang bercahaya.

Wanita yang memikat hati kaum Adam itu, terlahir dari hati yang bersih nan suci.Yang tak lupa memuji Asma Allah Azza Wa Jalla yang tergambar dalam setiap untaian kata dari lisannya.

Dan Wanita yang memikat hati kaum Adam itu,senantiasa menjaga kefitrahan serta kehormatan diri dengan sebaik-baiknya.

Tak terbatas bersama siapapun ia bergaul dan dimanapun ia bergaul,Ia selalu pandai membawa diri.Dan pandai menempatkan diri.

Kamis, 28 Juni 2012

jawaban uas


ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH




Diajukan Sebagai Syarat Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Analisis Dan Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Yang Dibina Oleh:
Prof. Ace Suryadi, M.Sc, Ph.D;
Dr. H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si
Dadang Yunus Lutfiansyah, S.Pd, M.Pd



upi2.jpeg




Disusun oleh:
YENNY SUSANTI S. (0906383)




JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2012
1.    Konsep Dan Tujuan Evaluasi Program PLS Dan Kedudukan Evaluasi Tersebut Dalam Sistem Pengelolaan Secara Keseluruhan
a.       Konsep dan Tujuan Evaluasi Program PLS
Evaluasi program menurut Mugiadi dalam Djuju menjelaskan bahwa evaluasi program adalah pengumpulan informasi mengenai suatu program, kegiatan, atau proyek.
Sedangkan Syamsu Mappa (1984) dalam Djuju mendefinisikan evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan untuk merespon suatu program yang dilakukan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan.
Dan Stake (1984) mendefinisikan evaluasi program adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Stake mengemukakan bahwa evaluasi program pendidikan berorientasi langsung pada kegiatan dalam pelaksanaan program dan evaluasi dilakukan untuk merespon pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai program tersebut.
Berdasarkan berbagai pengertian sebagaimana dikemukakan di atas maka evaluasi program pendidikan luar sekolah adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data secara sistematis tentang pendidikan luar sekolah, sebagai masukan bagi pengambilan alternatif keputusan.

b.      Tujuan Evaluasi Program PLS
Tujuan evaluasi program pendidikan luar sekolah bermacam-macam diantaranya sebagai diuraikan berikut ini :
-          Memberi masukan untuk perencanaan program
Dalam evaluasi program yang sedang direncanakan biasanya digunakan analisis awal dan analisis akhir suatu program. Informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam mempersiapkan suatu program PLS adalah identifikasi kebutuhan, potensi dan kemungkinan hambatan program, evaluasi tentang kecocokan konsep yang digunakan, perkiraan biaya dan kelayakan program, serta proyeksi tentang perkembangan tuntutan kebutuhan serta daya dukung terhadap program.
-          Memberi masukan untuk kelanjutan, perluasan dan penghentian program
Tujuan ini biasanya dicapai melalui evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. dimana aspek yang dinilai yaitu program pendidikan luar sekolah yang telah direncanakan dan dilaksanakan yang mencakup komponen, proses, dan tujuan program.
-          Memberi masukan untuk modifikasi program
Tujuan evaluasi program ini timbul dalam evaluasi formatif. Informasi yang berkaitan dengan penerimaan program dan komponen-komponennya akan sangat penting artinya bagi pengambil keputusan tentang perlunya modifikasi atau perbaikan program dan unruk mempertahankan program yang sedang dilaksanakan.
-          Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat program
Bertujuan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki program serta peluang dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program.
-          Memberi masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan pelaksana program
Pengelola dan pelaksana program yang telah diorganisai perlu dimotivasi sehingga dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan kriteria yang telah direncanakan. Dengan motivasi ini diharapkan agar pengelola dan pelaksana program dapat menampilkan kinerja yang tinggi.
-          Memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi evaluasi program
Banyak disiplin keilmuan yang dapat dijadikan landasan evaluasi program, namun perlu digunakan sekurang-kurangnya salah satu disiplin keilmuan

c.       Kedudukan Evaluasi Program PLS dalamsistem pengelolaan secara keseluruhan
Evaluasi program pendidikan luar sekolah merupakan salah satu fungsi manajemen program pendidikan luar sekolah. Dimana evaluasi program dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program pendidikan. Disini evaluasi program harus dan dapat diselenggarakan secara terus menerus, berkala dan/atau sewaktu-waktu.
Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat sebelum, sedang, atau sesudah program pendidikan luar sekolah dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui apakah pelaksanaan program sesuai rencana, dan/atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Evaluasi program berguna bagi para pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas, atau ditingkatkan.

2.    Komponen-Komponen Yang Tercakup Ke Dalam Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah
Secara rinci komponen dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Masukan Lingkungan (environmental input) meliputi lingkungan alam, sosial budaya, dan kelembagaan. Lingkungan alam terdiri dari lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati dan lingkungan alam buatan. Lingkungan sosial budaya meliputi kondisi kependudukan dengan berbagai potensinya serta kebiasaan atau tradisi, pendidikan, agama dsb. Lingkungan sosial juga mencakup kondisi ekonomi masyarakat. Lingkungan kelembagaan terdiri atas instansi pemerintah, perusahaan, LSM dan organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan program dan terdapat dalam lingkungan di mana program pendidikan luar sekolah dilangsungkan.
b.      Masukan sarana (instrumental input).
Variabel-variabel masukan sarana yang dievaluasi mencakup tujuan program, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, sarana dan prasarana, penyelenggara, pengelola dan pembiayaan.
c.       Proses Pendidikan melalui Pembelajaran (processes)
Proses Pendidikan disini adalah interaksi edukatif antara masukan sarana terutama pendidik dengan masukan mentah yaitu peserta didik, melalui kegiatan pembelajaran, bimbingan, penyuluhan dan/atau pelatihan. Dalam evaluasi program perlu pula diidentifikasi tentang efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
d.      Keluaran (output)
Output adalah lulusan program pendidikan luar sekolah. Keluaran yang dievaluasi adalah kuantitas dan kualitas lulusan program setelah mengalami proses pembelajaran. Kuantitas adalah jumlah lulusan yang berhasil menyelesaikan proses pembelajaran dalam program pendidikan. Kualitas adalah perubahan tingkah laku peserta didik meliputi ranah afeksi, kognisi, dan psikomotor.
e.       Masukan lain (other input)
Masukan lain adalah sumber-sumber atas daya dukung yang memungkinkan lulusan dapat menerapkan hasil belajar (keluaran) dalam kehidupannya. Masukan lain dapat dimasukan ke dalam golongan bidang bisnis, pekerjaan, dan aktivitas kemasyarakatan.
f.       Pengaruh (outcome)
Outcome adalah dampak yang dialami peserta didik atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain. Pengaruh ini dapat diukur terutama dalam tiga aspek kehidupan yaitu peningkatan taraf hidup, upaya membelajarkan orang lain, dan terakhir keikutsertaan dalam kegaitan sosial.
Pendidikan Luar Sekolah akan dikatakan lengkap apabila program dan evaluasinya menyangkut semua komponen pendidikan yaitu masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain dan pengaruh.
3.    Pengertian CIPP (Context, Input, Proses, dan Produk)  Dan Contohnya Dalam PLS
Evaluasi konteks (context) dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah, asset dan peluang guna membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan prioritas, serta membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui tujuan, peluang dan hasilnya.
Evaluasi masukan (input) dilaksanakan untuk menilai alternative pendekatan, rencana tindak, rencana staf, dan pembiayaan bagi kelangsungan program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasaran serta mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi ini berguna bagi pembuat kebijakan untuk memilih rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumber daya, pelaksana dan jadwal kegiatan yang paling sesuai bagi kelangsungan program.
Evaluasi proses (process) ditujukan untuk menilai implementasi dari rencana yang telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui kinerja program dan memperkirakan hasilnya.
Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai yang diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek dan jangka panjang baik, bagi pelaksana kegiatan agar dapat memfokuskan diri dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna lainnya dalam menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran.
Evaluasi hasil ini dapat dibagi ke dalam penilaian terhadap dampak (impact) efektivitas (effectiveness), keberlanjutan (sustainability), dan daya adaptasi (transportability). (Stufflebeam et. al., 2003 dalam Sofyan)

Contonya dalam PLS :
Analisis Evaluasi Program PAUD menurut pembagain presentasi kemarin
§  Context  / Evaluasi tehradap Konteks
Harus adanya refisi kembali mengenai Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, dalam hal tersebut tidak adanya kesingkronan antara satu sama lain dalam PP disebutkan bahwa kualifikasi pendidik dalam PAUD itu terdapa 3 golongan namun UU no 20 bahwa pendidik lulusah akhir minimal SMA. Ini lah yang menjadi polemic.
Solusi :
Menurut Stufflebeam, evaluasi pada aspek Konteks yaitu menilai kebutuhan, permasalahan, aset, dan peluang untuk membantu pembuat keputusan menetapkan tujuan dan prioritas serta membantu stakeholder menilai tujuan, prioritas, dan hasil. Pertama, apakah tujuan yang ingin dicapai, yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat? Oleh karena itu tujuan pembelajaran PAUD bukan hanya mengembangkan pendidikan jasmani dan rohani saja tetapi melalui upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (masa keemasan/ golden age) yang dilakukan dengan memberikan rangsangan/ stimulus pada lingkup perkembangan nilai-nilai agama, motorik, kognitif, bahasa, serta sosial dan emosional anak yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

§  Input Evaluation/ Evaluasi Terhadap Masukan
Pada proses ini cenderung banyak pergantian kurikulum apalagi PAUD sekarang ini sudah menerapkan kurikulu KTSP, namun pada kenyataanya banyak sekali para tutor yang belum paham bagaimana membuat kurikulum pada program PAUD, halini dijadikan suatu yang begitu rumit sehingga tingkat pencapaian anak yang hendak dicapai banyak yang tidak sesuai, serta kualifikasi pendidik dilapangan tida sesuai dengan PP no. 58 tahun 2009 mengenai standar pendidik dan tenaga kependidikan.dan masih banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai khususnya didaerah terpencil.
Solusi :
Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk mengaitkan tujuan, konteks, input, proses dengan hasil program. Evaluasi ini juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian tujuan dan objectif program. Input juga merupakan model yang digunakan untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumberdaya yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau tidak. Pertama, dalam lingkup kurikulum lembaga-lembaga yang mendirikan PAUD harus disesuaikan dengan potensi daerah/ lingkngannya namun harus tetap mengacu pada kurikulum yang tertera pada PP No. 58 Tahun 2009. Kedua, dalam lingkup sarana dan prasarana yang harus terstandarisasi di lembaga PAUD

§  Process Evaluation : Evaluasi Terhadap Proses
Pada tahap process sering kali kita melihat pada proses pembelajaran PAUD adalah salah satu usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas system penilaian, keduanya saling terikat, system pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik namun pada kenyataanya masih banyak para tutor yang belum paham akan perencanaan pembelajaran, banyak yang belum paham mengenai konsep cara mengajar yang baik dan cara memotivasi untuk belajar lebih baik hasil dilapangan banyak sekali para tutor yang memposisikan diri sebagai pengasuh tidak sebagai pendidik semestinya, dan kecilnya gaji para tutor PAUD ini lah yang menghambat proses peningkatan mutu pembelajaran.tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran atau program stimulasi PAUD sebaiknya melalui prosedur sebagai berikut :
1). Penentuan tujuan
2). Menentuan desain evaluasi
3). Pengembangan instrument evaluasi
4). Pengumpulaninformasi/ data
5). Analisi dan interpretasi
6). Tindak lanjut.
Namun dalam prakteknya terutama yang dilakukan oleh pendidik, prosedur tersebut sering kali dijalanan lebih fleksibel. Para praktisi lapangan seringkali langsung mengembangkan alat istrumen, bahkan langsung pada tindakan pengumpulan data.
Solusi :
Pada evaluasi proses ini berkaitan dengan implementasi suatu program. Ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dalam proses pelaksanaan evaluasi ini.

§  Product Evaluation : Evaluasi Terhadap Hasil
Sebuah kebiasaan yang sudah dijalankan oleh manusia dalam jangka panjang, akan sulit untuk dirubah. Apabila kebiasaan tersebut terlaksana semenjak kecil maka di masa besarnya akan membekas kuat dan sukar untuk dihilangkan. Kebiasaan yang baik ataupun buruk di masa kecilnya, memberikan pola bentuk tingkah laku manusia pada usia dewasanya.faktor pendidikan dalm keluarga pun menjadi factor yang penting dalam menstimulus pembentukan sebuah carakter, dalam program PAUD cenderung seorang Tutor saat mengevaluasi catatan perkembangan melalui catatan anekdot, running records, specimen record ataupun bukanlah egiatan mudah, pengamat terbiasa mengamati apa yang terjadi disekeliling dan dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang apa yang dilihatnya, kapanpun adalah waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan, dan ita harus tahu pentingnya data apa yang akan ita peroleh dala pengamatan itulah yang masih dianggap mudah oleh seorang tutor padahal pada kenyataanya tidak segampang itu.
Solusi :
Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah Evaluasi hasil digunakan untuk menentukan keputusan apa yang akan dikerjakan berikutnya. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat berkaitan dengan program yang digulirkan? Apakah memiliki pengaruh dan dampak dengan adanya program tersebut? Evaluasi hasil berkaitan dengan manfaat dan dampak suatu program setelah dilakukan evaluasi secara seksama. Manfaat model ini untuk pengambilan keputusan (decision making) dan bukti pertanggung jawaban (accountability) suatu program kepada masyarakat. Tahapan evaluasi dalam model ini yakni penggambaran (delineating), perolehan atau temuan (obtaining), dan penyediakan (providing) bagi para pembuat keputusan. Dalam program PAUD supaya mencapai tujuan yang diinginkan adalah salahsatunya.
Tujuan yang ingin dicapai pada program PAUD ini adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan layanan program stimulasi dan pencapaian hasil-hasilnya oleh setiap anak serta untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil program stimulasi yang dijalanan, hasil berkaitan dengan prilau baru ( tingkat mutu tumbuh kembangnya) yang meleat pada anak serta produk yang menyertainya.telah dipaparkan sebelumnya upaya memahami tumbuh, kembang dan beljar anak usia dini sangat dianjurkan diantaranya dilakukannya melalui pengamatan. Oleh karena karena itu, kemampuan pengamatan bagi seorang tutor PAUD merupakan suatu kompetensi yang mesti dimiliki.

4.    Beberapa Istilah Berikut :
a.    Kriteria
Dalam evaluasi program kriteria digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator yang sebelumnya telah ditetapkan. Sehingga kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu bisa dikatakan pula sebagai patokan atau tolak ukur.

b.   Indikator
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahanyang terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung. (WHO, 1981).
Indikator adalah sebuah ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. (Wilson & Sapanuchart, 1993)
Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan. (Green, 1992)
Dari pengertian di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.

c.    Teknisk Analisis Deskriptif
Cara dimana indikator diterjemahkan ke dalam kalimat untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Disini indikator yang ada dihubungakan dan diselaraskan atau dibandingka, sehingga sesuai dengan yang terjadi atau fakta yang ada.

d.   Teknik Analisis Komparatif
Teknik yang digunakan menganalisis data dengan cara memberikan gambaran yang jelas dari makna yang telah terkumpul sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibaat untuk membandingkan kejadian yang tejadi saat penelitian.

e.    Teknik Analisis Korelasional
Analisis yang bertujaun untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis ini menggambarkan ada tidaknya hubungan antar gejala dan seberapa erat hubungan tersebut.

f.     Teknik Analisis Prediktif 
Analisis yang menggambarkan untuk memeprkirakan apa yang terjadi di maasa yang akan datang ini didasarkan dari data yang telah dikumpulkan.




UAS



UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama Mata Kuliah                                  :Analisis Dan Evaluasi Program PLS
      Nomor Kode                                            : LS-406
      Jumlah SKS                                             : 3 (tiga) SKS
      Semester                                                   : 6 (enam)
      Kelompok Mata Kuliah                          : Mata Kuliah Keahlian Program
  Studi (MKK Prodi)
      Program Studi/Program                         : Pendidikan Luar Sekolah/ S-1
 Dosen:                                                         1. Prof. Ace Suryadi, M.Sc, Ph.D;
  2. Dadang Yunus Lutfiansyah, S.Pd, M.Pd

Jawablah 4 dari lima pertanyaan berikut secara singkat dan jelas (pertanyaan No. 5 wajib dijawab), gunakan buku-buku sumber yang dipersyaratkan dalam mata kuliah ini, atau buku sumber lain yang relevan. Untuk  memperjelas jawaban Saudara, berikan pula contoh-ccontoh nyata sesuai dengan yang pernah Saudara amatai atau alami sendiri. Jawaban Saudara diketik rapih dalam 1,5 spasi, dan harap dapat dikumpulkan Hari Senin tanggal 2 Juli 2012, melalui Pak Tegus Jurusan PLS FIP UPI.


1.      Jelaskan Konsep dan tujuan evaluasi program PLS dan apakah kedudukan evaluasi tersebut dalam sistem pengelolaan secara keseluruhan
2.      Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen yang tercakup ke dalam evaluasi program pendidikan luar sekolah
3.      Saudara pernah belajar tentang CIPP (Context, Input, Proses, dan Produk), jelaskan pengertian masing-masing dan sebutkan contohnya dalam PLS
4.      Jelaskan perbedaan antara Kerangka Acuan Kriteria (Criterion Reference) dan Kerangka Acuan Norma (Norm Reference), dan berikan contohnya dalamn evaluasi program PLS
5.      Jelaskan beberapa istilah berikut
a.      Kriteria
b.      Indikator
c.       Teknisk Analisis Deskriptif
d.      Teknik Analisis Komparatif
e.       Teknik Analisis Korelasional
f.       Teknik Analisis Prediktif 



Sabtu, 23 Juni 2012

Dan ini jawabannya (:


URAIAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER


A.      Konsep Social marketing dan perubahan social. Dalam kajian PLS merupakan salah satu pendekatan
1.      Pengertian Konsep Social marketing dan perubahan social
Istilah social marketing (pemasaran sosial) ditampilkan pertama kali pada tahun 1971, adalah suatu konsep dan upaya stategi pihak public relations; “Untuk mengubah perilaku publik”. Pemasaran sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku yang mengkombinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial dalam sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi serta memanfaatan kemajuan teknologi komunikasi dan keterampilan pemasaran.
Dapat diambil kesimpulan bahwa social marketing adalah “suatu penerapan dari konsep pemasaran pada aktivitas non komersial yang berhubungan dengan kepedulian kemasyarakatan, kesejahteraan rakyat dan pelayanan sosial”.
Perubahan sosial dialami oleh setiap masyarakat, yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan perubahan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan sosial dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat, yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga menjadi makin rasional; perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi makin komersial; perubahan dalam tata cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin tajam; Perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis; perubahan dalam cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien, dan lain-lainnya.
Dari beberapa pendapat ahli ilmu sosial yang dikutip, dapat disinkronkan pendapat mereka tentang perubahan sosial, yaitu suatu proses perubahan, modifikasi, atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun nonmaterial

2.      Hubungan Konsep Social marketing dan perubahan social
Hubungan Sosial marketing dengan perubahan sosial saling berkaitan satu sama lain dan saling berkesinambungan. Perubahan sosial sebagai suatu proses mencerminkan dan atau terkait dengan dinamika sosial yang menghasilkan dampak positif maupun negatif dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Ini berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat tersebut.
Pemasaran sosial mengantisipasi masalah-masalah sosial yang terjadi dalam proses perubahan sosial. Dimana pemasaran sosial berperan dalam mengarahkan perubahan melalui perencanaan (planned social change).
Dengan pemasaran sosial dapat menghasilkan perubahan sosial yang diinginkan karena di dalamnya terkait perubahan tingkat laku individu sesuai dengan pesan yang di bawa.

3.      Contoh kasus perubahan social yang terjadi akibat kompanye social marketing
Semakin maraknya penggundulan hutan yang terjadi karena banyaknya produk yang digunakan beasal dari hutan seperti tissue, kertas. Dan ini mengakibatkan hutan semakin rusak, habitat yang  hidup di dalamnya terancam punah serta terjadinya berbagai bencana akibat hutan yang gundul.
Dilakukan pemasaran sosial mengenai cinta lingkungan dan mulai back to nature dengan menggunakan produk ramah lingkungan. Perubahan di masyarakat ini telah bisa dirasakan pada saat ini dan akan berlangsung terus menerus.
Selain contoh di atas ada tentang program pemerintah mengenai Keluarga Berencana ini didasari dari pertambahan penduduk yang semakin tak terkendalikan sehingga banyak berdapak pada masalah sosial lainnya, seperti kemiskinan, munculnya para tuna wisma, dan sebagainya.

B.       Perbedaan Kegiatan  social marketing dengan pemasaran produksi/barang
1.         Perbedaan pada aspek konsep/pengertian
Pemasaran sosial atau social marketing adalah proses sistematis untuk melakukan penyampaian (delivery) tentang nilai kepada masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi dalam menggunakan gagasan atau ide, aktivitas (behavior) agar terjadi perubahan dalam masyarakat sesuai dengan harapan si penyampai pesan.
Pemasaran produksi/barang adalah proses kegiatan dalam penyampaian barang kepada konsumen/sasaran suatu produk atau barang yang dihasilkan oleh produsen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan bersifat materil.

2.         Perbedaan pada aspek proses
Pada aspek proses pemasaran produk sangat berbeda dengan pemasaran sosial. Dimana pemasaran produk mengalami perubahan bentuk dari barang mentah menjadi barang setengah jadi dan akhirnya menjadi barang jadi yang siap di jual kepada konsumen/sasaran. Ini dilakukan oleh industry dan membutuhkan banyak tenaga untuk bisa menghasilkan produk tersebut.
Sedangkan untuk pemasaran sosial melakukan analisa, perencanaan, dan pengawasan terhadap implementasi program. Perubahan dari sebuah ide merugikan atau perilaku atau adopsi dari ide baru dan perilaku adalah tujuan dari pemasaran sosial. Ide-ide dan perilaku adalah produk yang akan dipasarkan. Ide tersebut bisa berbentuk sebuah kepercayaan, aturan atau nilai. Ide sosial untuk dipasarkan bisa jadi merupakan sebuah sikap.
Penyampaian ide ini telah mengalami proses pematangan program yang matang dengan mempertimbangkan aspek lingkungan sasaran tersebut. Sehingga bisa diterima dan diterapkan atau di pakai oleh sasaran sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah tujuan yang di harapkan sebelumnya.

3.         Perbedaan pada aspek produk akhir
Produk akhir dari pemasaran produk adalah dimana produk yang dibuat oleh produsen dan didistribusikan ke masyarakat bisa diterima dengan baik dan menarik perhatian masyarakat untuk mengkonsumsinya atau mempergunakannya. Sehingga produsen mendapatkan keuntungan.
Sedangkan untuk pemasaran sosial produk akhirnya adalah perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih baik sesuai dengan si pembawa pesan. Dimana pemasaran sosial dibuat untuk merubah suatu keadaan atau perilaku masyarakat sehingga berbeda dengan sebelumnya. Dan perubahan ini akan melekat untuk selamanya di masyarakat.

C.      Salah satu tahap social marketing adalah Analyzing the Social Marketing Environment
1.        



Alur bagan Analyzing the Social Marketing Environment

2.         Penjelasan teknis pada setiap tahapnya
Tahapan pertama dalam proses pemasaran sosial adalah melakukan analisa lingkungan atau analisa situasi yang terkait dengan kampanye sosial, disini komunikator melihat keadaan lingkungan yang sesungguhnya.
Dimana perlu diketahui masalah sebenarnya yang dialami oleh target adopter itu sendiri. Berdasarkan tahapan ini analisa lingkungan dilakukan dengan penelitian dan pengumpulan fakta.
Agar dapat di identifikasi dengan jelas, maka dalam menganalisis masalah hendaknya dilakukan secara terstruktur. Dalam pengumpulan informasi yang berhubungan dengan permasalahan, komunikator menggunakan analisis SWOT (Strength, Weaknesess, Opportunity and Threats). Analisis SWOT bertujuan agar lebih mengfokuskan diri pada kalkulasi peluang tujuan kampaye sosial. Analisis SWOT meliputi empat elemen yaitu Strengths (kekuatan), Weaknesess (kelemahan), Opportunities (kesempatan) dan Threats (tantangan). Strength dan opportunity dapat dikelompokkan sebagai pertimbangan-pertimbangan positif yang mendukung terlaksananya kampanye sosial, sedangkan weaknesess dan threats dikelompokkan pada kondisi-kondisi negatif yang harus dihadapi dalam kampanye sosial (Venus,2004: 146). Untuk melakukan analisa tersebut maka diperlukan penelitian dan pengumpulan fakta. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui jumlah target adopter, opini, reaksi dan sikap.

D.      Kemampuan teknis pelaku (Social agent) dalam mengelola program
1.         Minimal 5 (lima) kemampuan  Soft Skills seorang social agent  social marketing
a.       Kecakapan mengenal diri sendiri ( self awareness or personal skill ), memiliki yang dinamakan akhlakul kharimah yang mantap sehingga pribadi nya bisa diperhitungkan dan menjadi panutan yang baik untuk sekitarnya
b.      Kecakapan berpikir ( thinking skill), sehingga dapat memberikan alternative-alternatif solusi yang cepat tepat akurat walau dengan waktu yang terbatas
c.       Kecakapan sosial ( social skill ), memiliki sikap personal sesama yang baik sehingga hubungan yang terjalin secara horizontal dengan berbagai kalangan usia dan status sosial bisa terlaksana dengan maksimal
d.      Kecakapan ilmiah (akademik scientific skill), memiliki keilmuaan yang kuat sehingga program yang dijalankan sistematis
e.      Kecakapan mental, sehingga tangguh dengan segala problem yang terjadi tidak mudah pantang menyerah dengan apa yang dihadapi
2.         Minimal 5 (lima) kemampuan  Hard Skills seorang social agent  social marketing
a.    Kemampuan mengelola program dengan baik
b.    memiliki kecakapan vokasional yang dikuasai dengan baik
c.    Memahami konsep dasar dan implementasi sosial marketing
d.   Komunikatif
e.    Menguasai psikologis